4 Tahun Perjuangan Ambu Zahwa dan Ki Guna Wisesa Menyelamatkan Situs Guha Rangga Gading Desa Cireunghas Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi

Terasjabar.co – Sudah hampir 4 tahun pasangan suami sitri Ambu Zahwa dan Ki Guna Wisesa berusaha untuk menyelamatkan Situs Guha Rangga Gading merupakan salah satu tempat bekas peninggalan salah satu Kerajaan kecil bagiaan dari Pajajaran yang berlokasi di Kampung Rawa Belut Desa Cireunghas Kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi. Kerajaan kecil ini di pimpin oleh seorang raja atau Adipati bernama Rangga Gading dilokasi situs ini ditemukan dua buah Guha Maqom/petilasan Eyang Rangga Gading dan batu pancalikan, hal tersebut dikemukakan Ambu Zahwa didampingi Ki Guna Wisesa Suami tercinta, kepada Terasjabar.co, Kamis (16/7/2020).

Pasangan Suami Istri ini ketika ditemui Terasjabar.co baru saja turun dari Guha Rangga Gading setelah 2 minggu bekerja keras untuk membangun dan menata jalan setapak yang sepanjang kurang lebih 700 meter untuk sampai ke Guha Rangga Gading.

Dalam kesempatan bincang dengan Penulis Ambu Zahwa menceritakan pengalamannya bahwanya dirinya sangat mencintai akan pelesetarian nilai nilai budaya dan sejarah, dan Alhamdulillah saya diberikan kemampuan untuk dapat membaca naskah-naskah kuno baik yang di tulis dalam Kitab Kuno maupun yang di tulis pada batu-batu Nisan pada makom kuno yang sering kami temukan.

Dan Alhamdulillah pada sekitar 4 tahun yang lalu saya di bantu dengan suami saya mencoba untuk mengadakan penelitian di kampung Rawa Belut Desa Cirenghas Kabupaten Sukabumi, kami menemukan beberapa tanda-tanda bahwa daerah itu merupakan Situs Bekas Kerajaan Kecil.

Menjawab pertanyaan Terasjabar tentang ketertarikannya mengabdikan diri mengurus Situs Guha Rangga Gading ini. “ Karena Kecintaan saya pada sejarah dan peninggalan leluhur berupa cagar budaya atau Maqom-Maqom hingga diakhir penemuan saya tahun 2016 menemukan situs Rangga Gading ini akhirnya lokasi ini bisa diselamatkan”. Untuk menyelamatkan Situs tersebut kami membeli tanah adat masyarakat diwilayah desa Cireunghas baru kami kuasai sekitar 8.100 m2.

“Maksud Pembelian Tanah tersebut supaya Cagar Budaya yang ada di sekitar lokasi tersebut bisa dilestarikan dan di fungsikan kembali keberadaannya menjadi Obyek Wisata Alam dan Wisata Ziarah Religius. Dengan niat Bi idznillah Lillaahi Ta’ala dengan segala keterbatasan dan kemampuan Saya bersama Suami bertekad untuk tetap menjaga, merawat, dan membenahi situs Guha Rangga Gading ini agar membawa berkah dan kemaslahatan bagi sesama”, kata Ambu Zalwa

Keindahan panorama Alam yang indah, Artefak batuan berbentuk kerbau/munding yang dimakakan Bukit Tai Munding dan sumber mata air Kahuripan yang Keluar dari Batang Pohon Besar nama pohon besar tersebut masyarakat di Desa Cirenghas menyebutnya Pohon Kopeng, sehingga lokasi Situs Rangga Gading ada yang menyebut berada di Kampung Kopeng.

Pengelolaan Situs Guha Rangga Gading ini saat ini kami hanya mengandalkan dana pribadi semampunya ucap Ambu Zahwa kepada Terasjabar. Kami untuk menata sedikit sedikit teruma mumbuka jalan setapak sudah hampir 4 tahun berjala, kami sudah mempromosikan tentang keberadaan Situs Guha Rangga Gading ini baik melalui media komunitas-komunitas masyarakat juga Pemerintahan setempat.

Tetapi hingga detik ini belum ada satu pihak pun yang merespon/perduli dangan keberadaan Situs Guha Rangga Gading ini padahal dengan ditemukannya situs ini diwilayah Cireunghas akan menjadi satu asset untuk menjadikan Cireunghas sebagai Destinasi Wisata Alam dan Sejarah juga Wisata Religius, ungkap Ambu Zahwa.

Kami juga sudah mengajak kepada masyarakat sekitar agar bersama ikut merawat dan melestarikan tempat ini dan meminta gotong royong pembenahan akses jalan yang menuju situs Guha Rangga Gading sebelum ada dana APBD dari pemerintah ucapnya dan yang kami ajukan, tetapi masyarakat setempat pun tidak ada yang perduli kami benar-benar menemui kendala dan kesulitan dalam pembenahan penataan Situs ini harapan kami semoga ada pihak/investor yg mau ikut perduli untuk penataan situs ini.

Walaupun masyarakat setempat kurang mendukung tentang perjuangan kami, padahal kami berjuang bukan untuk kepentingan diri semata tetapi untuk membantu meningkatkan tarap kehidupan masyarakat sekitarnya, untuk dapat terangkat martabatnya, dan saya berharap akan membawa kesejahtraan Ekonomi bagi masyarakat setempat khususnya apabila kelak kedepannya situs ini menjadi obyek wisata yang bnyak dilirik/diziarahi pengunjung dengan tetap menjaga keaslian alam lingkungannya, harap Ambu Zahwa didampingi Suaminya Ki Guna Wisesa dan Mang Otoy Atang (juru pelihara).

Saat ini saya dan team hanya bisa menata seadanya karena keterbatasan dana kami baru penggalian Guha inti sekitar penggalian 8 meter setelah 4 tahun trakhir dulu pengerjaan/pembenahan selama 7 bulan.

Untuk menemukan titik dasar Guha inti agar seperti saat dahulu berpungsi .masih butuh waktu tenaga dan dana yang bukan sedikit dan yang paling penting saat ini kami butuh pembenahan akses jlan menuju situs agar para pengunjung tidak terlalalu kesulitan mebawa kendaraan bermotor ke atas hingga lokasi situs. Kami berharap sekali ada saudara yang sama merasa mencintai sejarah dan peninggalan2 Karuhun ini ikut perduli dalam sumbangsihnya menata memelihara membangun situs Guha Rangga gading ini..meskipun lokasi/tempat situs ini milik pribadi pada syareatnya tetapi hanya untuk pengakuan tanah saja haqekatnya situs ini milik bersama yang harus kita rawat jaga dan lestarikan bersama sama”, pungkas Ambu Zahwa.* Ocid Sutarsa

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14 + 6 =