Ini Komentar Ridwan Kamil Soal Kasus Penembakan yang Dipicu Postingan Pilpres di Facebook

Terasjabar.co – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengomentari soal kasus penembakan di Madura yang dipicu postingan terkait Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 di Facebook. Hal ini diketahui dari unggahan Ridwan Kamil di akun Twitternya (@ridwankamil) pada Rabu (28/11/2018).

Melalui unggahannya, Ridwan Kamil mem-posting tangkapan layar sebuah berita yang mengabarkan terkait kejadian ini.

Ia juga menyayangkan hal seperti ini bisa terjadi hanya gara-gara perbedaan pandangan politik dan pilpres.

Kang Emil pun menyarankan kepada semua pihak agar bisa menahan diri dan memposting hal-hal yang positif dan tak memprovokasi orang lain.

Menurut Kang Emil, postingan provokatif akan berujung pada respons provokatif yang bisa menyebabkan pertengkaran fisik dan kehilangan nyawa.

Caption serupa juga ditulis Kang Emil di akun Instagramnya. Ia menambahkan bahwa peristiwa ini bisa menjadi hikmah bagi semua orang.

Lebih lanjut, Gubernur Jabar ini juga meminta semua pihak untuk menjaga perdamaian dan silaturahmi bahkan di dunia maya sekalipun.

“BICARALAH YANG BAIK ATAU DIAM. POSTINGLAH YANG POSITIF ATAU TAHAN.

Inilah akibatnya jika kita tidak bisa menahan diri untuk menulis status yang provokatif di medsos, apalagi terkait politik atau pilpres.

Yang berujung pada respon yang provokatif juga dan bermuara pada pertengkaran fisik yang berujung pada hilangnya nyawa.

SEMOGA menjadi hikmah bagi kita semua, untuk jaga perdamaian dan jaga silaturahim kita, walau di dunia maya. Be smart and Stay positive!,” tulis Ridwan Kamil.

Diberitakan sebelumnya, seorang tukang gigi di Sampang, Madura tewas ditembak pelanggannya sendiri pada Rabu (21/11/2018) lalu.

Kasus ini bermula dari guru korban yang sempat mengunggah foto dengan memegang senjata tajam di laman Facebooknya. Foto tersebut dilengkapi status yang menantang pendukung satu dari dua calon presiden.

Kemudian status guru korban dibalas oleh akun Facebook atas nama Idris Afandi yang diduga milik pelaku, dengan komentar bernada siap menghadapi tantangan itu.

Tak berselang lama, rekan korban kemudian mendatangi rumah pelaku untuk mengonfirmasi komentar tersebut.

Pelaku membenarkan akun tersebut miliknya, namun bukan dirinya yang menulis komentar.

“Pelaku mengaku ponselnya telah dijual dan tidak mengetahui siapa yang menulis komentar tersebut,” jelas Kombes Frans Barung Mangera saat dikonfirmasi, Sabtu (24/11/2018).

Beberapa hari setelah itu, korban mengunggah video pelaku yang disebutnya ketakutan hingga terkencing-kencing saat didatangi rekannya.

Dalam video tersebut, korban juga memberi keterangan akan membunuh pelaku jika bertemu. Pertemuan pun terjadi hingga berujung duel pada Rabu (21/11/2018).

Menurut keterangan sejumlah warga dan kerabat korban, sebelum kejadian Subaidi ditelpon oleh pelaku, warga Desa Tamberu Barat, untuk memasang giginya.

Namun saat itu pelaku tidak meminta korban datang ke rumahnya, melainkan ke suatu tempat di kawasan Desa Sokobanah Laok, yang berjarak sekitar 6 km dari rumah korban.

Tanpa curiga, korban berangkat sendirian menemui pelaku yang datang bersama seorang temannya di area persawahan di kaki bukit.

Setelah bertemu mereka pun berbincang. Namun tidak mengarah kepada pemasangan gigi.

Tanpa diduga, dari jarak dekat pelaku menembakkan senjatanya ke tubuh korban. Setelah menembak, pelaku bersama temannya kabur dengan mengendarai sepeda motor.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen + fifteen =