Ridwan Kamil Wajibkan Sekolah Terapkan Kurikulum Tanggap Bencana
Terasjabar.co – Gubernur Jabar Ridwan Kamil bakal mewajibkan seluruh sekolah menerapkan kurikulum tanggap bencana. Sebab, kata Emil, sapaannya, wilayah Jabar rawan bencana alam. Maka itu, keterampilan siaga bencana sangat diperlukan untuk meminimalisir jumlah korban.
“Mulai Januari (2019), seluruh sekolah di Jabar saya wajibkan melakukan kegiatan kurikulum tanggap bencana agar kita belajar pada sejarah, menjadi bangsa yang pintar untuk hidup lebih selamat di masa depan,” kata Emil saat meresmikan Program Pelajar Siaga Bencana Tahun di Yayasan Kharisma Darussalam Jalan Raya By Pass Jomin Timur, Kabupaten Karawang, Jabar, Jumat (23/11/2018).
Menurut dia, pelaksanaan kurikulum itu akan diwajibkan di seluruh jenjang pendidikan, mulai dari TK hingga SMA.
“Semua jenjang diwajibkan mulai dari TK sampai SMA. Nanti diperintahkan seluruh kadis yang mengurusi TK,SD di pemerintahan tingkat dua, kalau SMA nanti di tingkat provinsi,” ujar Emil.
Saat ini, kata Emil, kurikulum tersebut sudah mulai dilajukan di beberapa sekolah di Jabar. Salah satunya ialah Sekolah Islam Terpadu Kharisma Darussalam, Karawang. Di sekolah itu, Emil melihat langsung ratusan santri melakukan simulasi penanganan bencana, mulai dari evakuasi korban hingga bermacam langkah antisipasi saat terjadi gempa dan kebakaran.
Adapun saat ini, sambung dia, Pemprov Jabar tengah menjajaki kerja sama dengan Japan Internasional Cooperation Agency (JICA) dan pemerintah Yokohama untuk menentukan kurikulum tanggap bencana.
“Kita bekerja sama dengan JICA juga Yokohama untuk memberikan asistensi kurikulum bencana. Karena karakter bencana di Jepang paling mirip dengan kita, wilayah mereka masuk ring of fire,” tuturnya.
Dia menjelaskan kurikulum itu sangat penting lantaran Jabar merupakan provinsi yang rutin terkena bencana alam. Ia mencatat, dalam satu bulan ini terjadi 90 bencana di berbagai daerah.
“Sebagai provinsi yang rutin kena bencana, anak sekolah di Jabar harus siap, tanggap dan punya ilmu menghadapi gempa bumi, gunung meletus, banjir dan semacamnya untuk meminimalisir korban di kemudian hari,” ucap Emil.
Leave a Reply