Cegah Insiden Kaus ‘2019 Ganti Presiden’ Terulang, KPU Kumpulkan Keempat Paslon
Terasjabar.co – Mengantisipasi terulangnya kembali aksi pamer kaus ‘2019 Ganti Presiden’, KPU Jabar menggelar rapat koordinasi dengan semua pasangan calon peserta Pilgub Jabar. Rapat tersebut membahas terkait persiapan debat publik terakhir yang bakal digelar pada 22 Juni mendatang.
Rapat itu dipimpin langsung oleh Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat, di ruang rapat pleno KPU Jabar, Jalan Garut, Kota Bandung, Rabu (23/5/2018). Hadir dalam rapat tersebut calon wakil gubernur Jabar Uu Ruhzanul Ulum, calon wakil gubernur Jabar Anton Charliyan, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jabar Sudrajat-Ahmad Syaikhu dan perwakilan dari pasangan calon Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi.
Selain itu hadir pula Wakapolda Jabar Brigjen Pol Supratman, perwakilan dari Kodam III Siliwangi dan pihak-pihak terkait lainnya. Berbagai hal dan masukan dari para kandidat dibahas dalam rapat yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu.
Mulai dari calon wakil gubernur Jabar Uu Ruhzanul Ulum. Pada kesempatan itu dia menanyakan perihal iklan kampanye di media massa baik cetak dan juga elektronik. Dia ingin ada kejelasan terkait penayangan iklan pasangan calon di televisi yang difasilitasi KPU.
“Ini TV nya di mana saja. Kita ingin tahu saja karena karakter masyarakat dari survei itu berbeda. Apa ini mencakup televisi nasional saja atau lokal. Terus di koran juga koran apa saja,” tanya Uu.
Sementara calon wakil gubernur Jabar Anton Charliyan meminta agar debat terakhir nanti betul-betul dipersiapkan secara matang. Dia mencatat ada beberapa hal yang dinilai perlu menjadi bahan evaluasi bagi KPU Jabar. Pertama menyangkut lokasi debat. Pasalnya pada pelaksanaan debat kedua lalu, banyak pihak yang mengeluhkan soal kondisi ruangan.
“Semua mengeluh kondisi ruangan panas, jadi kurang nyaman. Jadi mohon bisa diperhatikan,” kata Anton.
Dia juga meminta agar tema debat publik itu tidak keluar dari konteks yang ada.
“Tema itu betul-betul sesuai dengan yang akan dilaksanakan. Karena debat pertama itu informasi ke kita masalah nasionalisme tapi ternyata lebih kepada masalah ekonomi. Karena apapun juga harus kita persiapkan,” ucapnya.
Selain itu, dia meminta agar pada debat terakhir para pasangan calon tidak perlu diadukan secara langsung seperti pada debat kedua. Karena hal itu justru bisa memicu konflik dan menjadi kesempatan sebagai ajang ‘pembulian’.
“Jadi jangan diadukan langsung calon dengan calon. Karena cenderung mengorek-ngorek kesalahan orang lain. Saya sebetulnya diuntungkan karena saya bukan incumbent,” ucap Anton.
Sementara calon wakil gubernur Jabar Ahmad Syaikhu meminta agar ada aturan jelas mengenai tata cara pelaksanaan debat. Sehingga tidak ada multy tapsir aturan dari masing-masing kandidat atau pihak lainnya.
“Kaitan dengan debat, KPU bisa buat aturan secara rigid (jelas). Sehingga ekspresi yang dilakukan tidak multi tafsir. Misalkan memang tidak boleh membawa (isu) nasional karena keluar di tema langsung saja di cut atau peringatin (oleh moderator). Sehingga harus fokus ke tema debat,” ujarnya.
Pasalnya dia belum melihat atau bahkan mendengar ada aturan yang jelas mengatur tentang tata cara debat kandidat. Yang ada saat ini baru secara garis besar.
“Karena selama ini belum mendengar aturan secara rigid (secara jelas), sehingga ekspresi yang ditampilkan masing-masing kandidat beragam,” ucapnya.
Sementara itu, LO pasangan Deddy-Dedi, Kusnadi juga meminta agar KPU bisa memperhatikan lokasi debat. Karena pada debat kedua kemarin tempat yang disiapkan terlalu kecil sehingga tidak memberi rasa nyaman kepada para tamu yang hadir.
“Baiknya cari tempat seperti di Sabuga sehingga pendukung tidak (banyak) berkumpul di luar dan akhirnya melakukan hal-hal tidak diinginkan karena tidak terkontrol,” ucapnya.
Dia juga berharap agar penyiapan tema bisa disosialisasikan jauh sebelum debat dilaksakanan. “Materinya nanti kadang kala tidak sesuai dengan tema yang disampaikan. Materinya nanti disesuaikan dengan tema yang akan diangkat,” katanya.
Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat menyatakan bakal menampung semua masukan dari pasangan calon. Pihaknya akan melakukan banyak perbaikan agar debat pilgub terakhir bisa berjalan lancar dan berkualitas.
“Saya reugreug pisan (tenang sekali) ternyata kebersamaan kita tidak tergoyahkan (walau ada isu ‘2019 Ganti Presiden’),” ucapnya.
Yayat mengungkapkan, debat Pilgub terakhir rencananya di gelar pada 22 Juni di Kota Bandung. Namun lokasi pastinya belum diputuskan. Untuk temanya berkaitan dengan pelayanan publik.
“Kita akan sosialisasikan tema ke paslon. Kita sudah berusaha maksimal. Tapi kita coba evaluasi lagi,” ujarnya.
Leave a Reply