Kota Bandung Punya Kampung Barang Bekas dan Antik “Rastik”

Terasjabar.co – Keberadaan Kampung Barang Bekas dan Antik (Rastik) di Jalan Pamitran IV, Komplek Panghegar Permai, RT 5 RW 9, Kelurahan Cipadung Kulon, Kecamatan Panyileukan, Kota Bandung memang berbeda dari yang lain.

Di Kampung Rastik ini hampir seluruh sudut dihiasi oleh barang bernilai seni yang terbuat dari aneka barang bekas dan barang antik. Ketekunan dan kreativitas yang ditujukan warga sejak tahun 2010 itu membawanya menyandang predikat sebagai Kampung Barang Bekas dan Antik (Rastik) sejak pertengahan tahun 2017 lalu.

“Namanya Kampung Rastik. Tapi kalau kita di sini namanya Sekar Jagad, singkatan dari senang berkarya dan jaga budaya. Filosofinya keindahan, kecantikan yang membuat orang terpesona,” ujar Penggagas Kampung Rastik Enie Mu’alifah, Jumat (6/4/2018).

Awalnya Enie memulai dengan mendaur ulang koran dan plastik seperti umumnya ibu-ibu. Tapi baginya barang tersebut tidak terpakai dan malah terbuang kembali menjadi sampah.

“Saya berpikir gimana caranya barang bekas ini didaur ulang jadi barang yang awet dan mempunyai nilai artistik,” katanya.

Hingga akhirnya ia memulai membuat sejumlah karya seni yang berasal dari barang bekas dan antik. Barang-barang tersebut berasal dari rumahnya, tetangga atau bahkan didapat secara tidak sengaja.

Selain membuat benda seni, perempuan kelahiran 7 Februari 1974 ini juga piawai membuat souvenir hingga baju yang berasal dari barang bekas. Bahkan baju buatannya berhasil menjadi juara tingkat Kota Bandung.

Enie mengatakan selain ingin membuat lingkungan yang indah, juga berharap kebiasaannya bisa menular pada warga lain.

“Ini selain untuk peduli lingkungan tapi memotivasi warga untuk berekspresi dengan seni. Toh sekarang lingkungan bisa bersih dan indah, barang-barang tidak begitu saja dibuang tapi dimanfaatkan,” ucapnya.

Ia juga berharap Kampung Rastik bisa menjadi kawasan wisata sekaligus percontohan bagi wilayah lain untuk peduli terhadap lingkungan.

“Ini juga sebagai bahan pengingat untuk kaum ibu jangan konsumtif. Sedikit-sedikit beli, buang, beli lagi, buang lagi. Tapi bagaimana kita bisa memanfaatkan barang tidak terpakai menjadi berguna,” ujar Enie.

Kini keberadaan Kampung Rastik seolah menjadi oase di perumahan tersebut. Di tengah pemukiman kelas menengah ini masih terdapat sekelompok warga yang kreatif dan peduli dengan lingkungan sekitar.

“Alhamdullilah kita terpilih mewakili Jabar sebagai Pelaksana Terbaik Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga Tingkat Nasional 2018,” tandas Enie.

Bagikan :

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *