Ridwan Kamil Ungkap Dilema Terbesar Tangani Pandemi COVID-19

Terasjabar.co – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkap sejumlah dilema dalam penanganan COVID-19 di tahun 2021. Salah satunya adalah ketika menghadapi orang yang tak mau memahami soal kedaruratan di masa pandemi.

Ia bahkan sempat kena hujatan dan amarah dari beberapa pihak lantaran kebijakan terkait penanganan pandemi yang dibuatnya.

“Menjelaskan kepada mereka yang tak mau paham itu dilema batin yang paling berat. Menjelaskan pentingnya vaksin kepada yang tak mau paham, menjelaskan uang hilang sehingga hibah turun atau tidak ada, dimarahi,” ujar Ridwan Kamil di Bandung, belum lama ini.

“Contoh jalan kepotong refocusing karena semua ngambil dari infrastruktur dan orang tak mau paham seolah Covid harus beres, infrastruktur harus mulus. Jadi saya terima hujatan bully-an itu,” ucap pria yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan.

Oleh karena itu, hikmah yang diambilnya dari pelajaran dua tahun menangani pandemi adalah bahwa seorang pemimpin harus bisa bersabar dalam menghadapi orang-orang yang enggan paham alasan dibuatnya kebijakan.

“Maka saya tulis jadi pemimpin itu perlu kesabaran karena nggak semua orang mau paham alasan datangnya sebuah keputusan. Memimpin harus ikhlas karena kerja baik, kerja keras itu kewajiban dan kemuliaan bukan demi pujian dan piala penghargaan. Tapi dilemanya mencoba menjelaskan multidimensi Covid ini kepada kelompok masyarakat yang tidak mau paham dan kitanya nggak boleh marah karena ya namanya juga masyarakat diberi kesabaran saja terus,” ujarnya.

Soal penanganan COVID-19 di 2021, salah satu kuncinya adalah satu komando sehingga semua kebijakan bisa dilaksanakan secara serempak. Berbeda dengan tahun 2020, yang dimana kebijakan dibuat terpisah-pisah, seperti halnya PSBB.

“PSBB itu pilihan sekarang PPKM satu komando jadi serempak. Kedua perbedaan 2020 vaksin nggak ada 2021 vaksin melimpah itu menjadi benteng pertahanan. Ketiga refocusing di 2021 jauh lebih tertib dan terarah sehingga anggaran untuk Covid lebih bagus dan tepat sasaran. Makanya indeks sekarang lagi berita baik, ekonomi positif, vaksin tinggi, jadi kita syukuri ending di 2021 ini Allah memberikan berita baik yang harus kita jaga di 2022 dengan kewaspadaan,” tutur Emil.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighteen − 10 =