Irfan Suryanagara Minta Merger Bank bjb-Bank Banten Ditunda Bahkan Dibatalkan, Begini Tanggapan Dirut bank bjb
Terasjabar.co – Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten telah meneken letter of Intent (LoI) atas penggabungan usaha PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR), pada Kamis (23/4/2020) lalu.
Rencana penggabungan usaha antara PT Bank Pembangunan Banten Tbk (BEKS) dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Tbk (BJBR) di tengah pandemi Covid-19 mendapat sorotan dari anggota Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat Ir. Irfan Suryanagara, M.IPol.
Anggota Fraksi Partai demokrat ini meminta Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Direksi Bank bjb menunda atau membatalkan bergabungnya bank Banten dengan Bank bjb.
“Saya minta Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Direksi Bank bjb menunda atau membatalkan bergabungnya bank Banten dengan Bank bjb”, kata Irfan kepada terasjabar.co Minggu (17/5/2020) lalu.
Lebih lanjut Irfan mengatakan hal tersebut karena bank Banten saat ini sedang mengalami kerugian.
“Mengapa saya meminta untuk membatalkan rencana merger Bank bjb dengan Bank Banten karena bank Banten sedang mengalami kerugian. Kalau bank Banten masuk ke Bank bjb, maka bjb akan turun buku alias turun kelas bahkan Pemerintah Provinsi Jawa Barat harus menyuntikkan dana antara Rp. 2 trilyun s/d Rp. 3,5 trilyun”, jelasnya.
Terkait hal itu, Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi mengatakan akan mencermati dengan cermat usulan itu.
“Sebagai langkah awal kami akan melakukan proses persiapan due diligence dan akan berkoordinasi lebih lanjut kepada pihak terkait seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemengan Saham Pengendali yang kami pastikan akan dilakukan secara cermat, professional dan independent sesuai ketentuan yang berlaku” ujar Yuddy Renaldi melalui keterangan tertulis kepada Terasjabar.co, Selasa (19/5/2020).
Lebih lanjut Yuddy mengatakan, sampai saat ini penggabungan usaha bank bjb-Bank Banten masih dalam tahap rencana. Menurutnya sinergi bisnis akan dilakukan dengan teliti dan penuh kehati-hatian sesuai prinsip tata kelola perbankan yang baik.
“Sampai saat ini penggabungan usaha masih dalam rencana dan diperlukan dukungan dari seluruh stakeholders, shareholders, OJK, BI dan masyarakat. Sinergi bisnis tentunya akan dilakukan dengan teliti dan hati-hati sesuai prinsip tata kelola yang baik dalam upaya penguatan perbankan nasional dan menjaga stabilitas sistem keuangan”, tambahnya.
Yuddy menatakan pencana penggabungan bank bjb-Bank Banten tentunya harus dilakukan melalui kajian yang komprehensif dari segala aspek.
“Saat ini yang akan dikerjasamakan antara bank bjb dan bank banten adalah dalam bidang likuiditas melalui take over kredit kepada ASN secara bertahap. Untuk rencana penggabungan atau pengambil alihan tentunya kami memerlukan kajian dari segala aspek, penilaian wajar dan due diligence lebih lanjut yang akan dipersiapkan lebih lanjut termasuk nantinya persetujuan dari para pemegang saham”, jelasnya.
Yuddy pun memohon dukungan dari seluruh stakeholder agar bjb dapat berkontribusi dalam penguatan industri perbankan nasional.
“Kami mohon dukungan dari seluruh stakeholders, pemegang saham, OJK, BI dan masyarakat agar bjb dapat berkontribusi dalam penguatan industri perbankan nasional”, pungkasnya.
Leave a Reply