Video PKI: Soeharto: Pemuda Rakyat dan Gerwani Berlatih di Lubang Buaya

Terasjabar.co – 6 Perwira Tinggi dan 1 Perwira Pertama TNI AD yang menjadi korban Pengkhianatan G30/PKI.

Terasjabar.co – Mayjen TNI Soeharto berhasil melacak keberadaan para jenderal yang menjadi korban kekejaman pemberontakan PKI, tepatnya empat hari setelah pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia atau lebih dikenal G30SPKI, pada Senin, 4 Oktober 1965.

Para korban keganasan PKI tersebut antara lain adalah:

– Letjen TNI Ahmad Yani yang menjabat sebagai Panglima Angkatan Darat sekaligus Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi.

– Mayjen TNI Raden Suprapto selaku Deputi II Menteri sekaligus Panglima AD bidang Administrasi

– Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono sebagai Deputi III Menteri sekaligus Panglima AD bidang Perencanaan dan Pembinaan

– Mayjen TNI Siswondo Parman selaku Asisten I Menteri sekaligus Panglima AD bidang Intelijen.

– Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan sebagai Asisten IV Menteri sekaligus Panglima AD bidang Logistik

– Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo selaku Inspektur Kehakiman sekaligus Oditur Jenderal Angkatan Darat.

– Ajudan Jenderal TNI Abdul Harris Nasution, yakni Lettu CZI Pierre Andreas Tendean.

Soeharto yang merupakan pejabat tertinggi di TNI AD kala itu ditunjuk menjadi penaggung jawab penumpasan G30SPKI sekaligus menemukan jenazah para korban.

Peristiwa berdarah itu masih menjadi misteri hingga kini, termasuk Surat Perintah 11 maret (Supersemar) yang diberikan Soekarno kepada Soeharto dengan kewenangan tidak terbatas.

Terlepas dari sejarah tersebut, beredar rekaman pidato Soeharto usai melakukan pengangkatan jenazah korban penyerangan anggota PKI di Lubang Buaya, Pondok Gede, karata Timur pada Senin, 4 Oktober 1965.

Dalam video berdurasi 6 menit 2 detik yang diunggah dalam Youtube itu, Soeharto menyesalkan pembantaian para jenderal sekaligus menaruh curiga jika oknum TNI Angkatan Udara terlibat dalam pembantaian tersebut.

Berikut rekaman pidato Soeharto kala itu,

‘Pada hari ini tanggal 4 Oktober 1965, kita bersama-sama dengan mata kepala masing-masing telah menyaksiken suatu pembongkaran daripada penanaman jenazah para jenderal kita, ada enam jenderal, dengan satu perwira pertama dalam suatu lubang sumur lama.

Sebagaimana saudara-saudara telah maklum bahwa jenderal-jenderal kita dan perwira pertama kita ini telah menjadi korban daripada tindakan-tindakan yang biadap dari petualang-petualang yang dinamakan Gerakan 30 September

Kalau kita melihat tempat ini adalah di Lubang Buaya, daerah Lubang Buaya adalah termasuk dari daerah Lapangan Halim, dan kalau saudara-saudara melihat juga fakta bahwa deket sumur ini telah menjadi pusat dari latihan subhan dan subhwati yang dilakukan atau dilaksanaken oleh Angkatan Udara.

Mereka melatih para anggota-anggota dari Pemuda Rakyat dan Gerwani. Satu fakta, mungkin mereka itu latihan dalam rangka pertahanan pangkalan, akan tetapi menurut anggota Gerwani yang dilatih di sini, yang sekarang tertangkep di Cirebon, adalah pulang dari Jawa Tengah, jauh daripada daerah tersebut.

Jadi, kalau melihat fakta-fakta ini, mungkin apa yang diamanatkan bapak Presiden, panglima besar Pemimpin Revolusi yang sangat kita cintai bersama ini, bahwa Angkatan Udara tidak terlibat di dalam persoalan ini. Mungkin ada benarnya, akan tetapi tidak mungkin tidak ada hubungan dari peristiwa ini daripada oknum-oknum daripada anggota Angkatan Udara.’

 

Tidak ada penutup dalam rekaman tersebut, rekaman suara asli Soeharto tersebut dilanjutkan dengan potongan film G30SPKI. Dalam film tersebut, terlihat Soeharto yang diperankan sebagai seorang aktor tengah diwawancarai oleh sejumlah wartawan televisi usai meninjau proses evakuasi jenazah korban.

Dalam narasinya, Soeharto mengimbau kepada Kesatuan Angkatan Udara untuk membersihkan oknum yang anggota Angkatan Darat yang terlibat dalam pembunuhan kejam tersebut.

Berikut penggalan videonya

 ‘Saya sebagai anggota daripada Angkatan Darat mengetok jiwa dan perasaan daripada patriot Angkatan Udara bilamana benar-benar ada oknum yang terlibat dengan pembunuhan yang kejam dari para jenderal kita yang tidak berdosa ini.

Saya berharap anggota patriot Angkatan Udara membersihkan anggota Angkatan Udara yang terlibat petualangan ini. Saya berterimakasih akhirnya Tuhan memberikan petunjuk yang terang jelas pada kita sekalian.

Bahwa setiap tindakan yang tidak jujur, bahwa setiap tindakan yang tidak baik akan terbongkar. Saya berterimakasih pada satuan-satuan khususnya resimen Parako, KKO, satuan lainnya serta rakyat, yang membantu menemukan bukti ini dan turut serta mengangkat jenazah ini, sehingga seluruh korban bisa ditemukan.’  (red/Teras Research)

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifteen − eleven =