Usung Emil di Pilgub, PPP: Komunikasi ke NasDem Belum Kuat

Terasjabar.co – Partai Amanat Nasional (PAN) dengan menyamakan kesepahaman dengan partai-partai lainnya seperti Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan memastikan akan mengusung satu dari tiga kadernya untuk bertarung di Pilgub Jabar 2018.

Kesepahaman mereka lakukan dalam pertemuan di Hotel Horison Bandung, Senin (21/8) malam. Pertemuan juga dihadiri oleh perwakilan Partai Gerindra, Partai Hanura, dan PKB dari tingkat Jawa Barat.

Ketua DPW PPP Jabar Ade Munawaroh Yasin, mengatakan PPP bersama Demokrat dan PAN secara pasti mulai menyamakan kesepahaman menjelang Pilgub Jabar dan juga Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati (Pilbup) dan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota (Pilwalkot) yang akan diselenggarakan serentak di 16 kabupaten dan kota di Jawa Barat pada 2018.

Sedangkan, ketiga partai lainnya yang hadir dalam kesempatan tersebut pun ikut membicarakan pembangunan kesepahaman menuju Pilbup dan Pilwalkot di Jabar.

“Ini untuk menyamakan kesepahaman. Kalau berenam partai ini bertemu, semoga selanjutnya ada draft untuk membahas yang lebih lanjut. Dari enam ini, yang sudah mantap adalah Pak Iwan Sulanjana (Ketua DPD Partai Demokrat Jabar), Pak Hasbullah Rahmad (Plt Ketua DPW PAN Jabar Hasbullah Rahmad), dan saya,” kata Ketua DPW PPP Jabar Ade Munawaroh.

Ade mengatakan keenam partai ini tidak mungkin sendirian mengusung pasangan calon pada Pilgub Jabar 2018 karena keterbatasan jumlah kursi di DPRD Jabar. Karenanya, diharuskan membuat koalisi untuk mengusung pasangan pemimpin yang akan diusung bersama.

Kemungkinannya, kata Ade, jika terbentuk koalisi antara ketiga partai ini dan yang lainnya, maka akan mengusung calon dari masing-masing partai, atau mengusung tokoh yang selama ini muncul dalam survei sebagai pemilik elektabilitas dan popularitas tinggi di Jabar.

Saat ditanya mengenai kemungkinan berkoalisi dengan NasDem yang mengusung Ridwan Kamil sebagai calon Gubernurnya, Ade mengatakan ketiga partai ini belum memiliki komunikasi yang kuat dengan NasDem. Begitu juga dengan koalisi Gerindra-PKS atau PDIP- Golkar.

“Kalau yang sudah mengusung, tidak mengajak kami. Kami yang masih sendiri-sendiri ini, yang belum koalisi, berkumpul untuk menjajaki itu. Sebelum menjajaki kita samakan presepsi dulu,” kata Ade yang kemudian menyatakan perkumpulan partai ini bisa dinamakan sebuah poros baru menjelang Pilgub Jabar 2018.

Hasbullah Rahmad mengatakan komunikasi politik sejumlah partai ini untuk menciptakan kondusifitas Pilgub Jabar.

Tidak menutup kemungkinan, katanya, pertemuan ini akan berujung pada koalisi dan pengusungan pasangan calon.

“Kami sadar diri harus satukan diri dalam koalisi. Bahwa kita masing-masing punya internal, ya. Tapi realitas politiknya, kita harus objektif,” katanya.

“Kita harus calonkan yang memiliki peluang menang. Tapi kapan dan seperti apa, proses masih panjang. Sisi lain, pengusungan dari Gerindra juga belum ada SK.”

Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Barat Mayjen (Purnawirawan) Iwan Sulandjana mengatakan untuk mengusung calon gubernur atau wakilnya, harus melihat survey terlebih dulu.

Para calon ini pun harus dilihat kompetensinya terlebih dulu. Begitupun yang harus dilakukan di tingkat kabupaten dan kota.

Mulyadi mengatakan kehadirannya dalam pertemuan tersebut jangan selalu dikaitkan dengan Pilgub Jabar. Tapi dia pun tidak menampik bahwa pencalonan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu belum final karena belum turun surat keputusan dari DPP Partai Gerindra. (J,Lc)

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 × five =