Rajab Bulatkan Tekad, Bangun Generasi Beradab

Oleh:
Putri Efhira Farhatunnisa
(Pegiat Literasi di Majalengka)

Terasjabar.co – Bicara tentang remaja memang tak ada habisnya, remaja atau Gen Z ini adalah orang yang lahir pada tahun 1997-2012. Menurut data dari Badan Pusat Statistik 2020, terdapat 75,5 juta jiwa remaja di Indonesia. Generasi ini telah mendominasi populasi penduduk, dan tentu akan memiliki peran kehidupan di beberapa tahun ke depan.

Gagasan Indonesia emas 2045 sangat bergantung pada generasi Z, maka terwujud atau tidaknya gagasan tersebut ada pada tangan mereka. Kualitas pemuda sekarang menjadi cerminan nasib negara di masa depan. Karena keputusan-keputusan mereka lah yang akan membentuk negara ini.

Indonesia Cemas

Jika kita melihat kondisi anak muda sekarang, rasanya sungguh memprihatinkan. Berita kerusakan remaja tak hentinya silih berganti. Entah itu kasus perundungan, pelecehan, pembunuhan, narkoba, dan lain sebagainya. Banyak pula dari mereka yang berlomba mengejar popularitas tak peduli bagaimana caranya.

Belum lagi banyak sekali dari mereka yang terjebak dalam berbagai pinjaman, baik online maupun offline, hal itu tentu untuk memenuhi gaya hidup hedonis yang dijalaninya. Selain itu, konten receh lebih banyak diminati dibanding konten edukatif padahal salah satu yang bisa menjadi indikator kualitas remaja sekarang adalah tontonan.

Jika kondisinya seperti ini, dan terus dibiarkan tanpa ada upaya mengubah mereka menjadi lebih baik, maka nasib negara kita di masa depan tidak akan mengalami kemajuan. Bukan Indonesia emas, namun lebih pantas dilabeli Indonesia cemas. Maka semua ini tak bisa dibiarkan begitu saja. Perlu ada perombakan secara totalitas dari berbagai aspek untuk mengubah remaja kita menjadi lebih baik.

Menaikkan Taraf Berpikir

Untuk mengubah perilaku yang rendah menjadi tinggi adalah dengan menaikkan taraf berpikir. Kenapa harus pemikirannya yang diubah? Karena pemikiran akan mempengaruhi tingkah laku. Persepsi atau pandangan seseorang terhadap sesuatu juga akan mempengaruhi caranya menyikapi atau bersikap terhadap sesuatu tersebut. Hal ini dijelaskan dalam kitab Nizhamul Islam karya Syekh Taqiyuddin An-Nabhani pada bab pertama.

Ketika seseorang memiliki presepsi yang salah terhadap kehidupan, maka apa yang ia lakukan dalam kehidupan pun akan salah. Contohnya seperti remaja yang telah tergerus arus Barat. Mereka tidak memahami hakikat diciptakannya manusia, maka apa yang dilakukannya menjadi salah. Mereka berbuat sesuai yang diinginkan hawa nafsunya saja.

Hawa nafsu itu terus diberi makan sehingga tak terkendali lagi, hasilnya kekacauan terjadi di mana-mana. Adab tak lagi melekat, urat malu pun hilang entah kemana. Zaman semakin modern namun malah kian jahiliyah, inilah yang membuat umat Islam menjadi umat yang mundur. Maka cara untuk memajukan sebuah bangsa, perlu ada upaya untuk menaikkan taraf berpikir masyarakat, khususnya remaja.

Caranya adalah dengan menghadirkan pemikiran cemerlang terhadap manusia, alam semesta, dan kehidupan. Serta hubungan ketiga hal itu dengan apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia. Upaya menaikkan taraf berpikir ini juga dilakukan oleh tauladan kita yakni Rasulullah Muhammad SAW.

Islam Membawa Kemuliaan

Rasulullah SAW menghadirkan pemikiran cemerlang yang pasti kebenarannya dengan mendakwahkan Islam kepada masyarakat Mekah masa jahiliyah. Beliau berhasil membina beberapa masyarakat Mekah yang sekarang dikenal dengan sebutan sahabat nabi. Pembinaan tersebut membuat para sahabat tidak mencukupkan untuk diri sendiri, tetapi mereka juga mendakwahkan Islam pada penduduk Mekah lainnya, sehingga tak hanya Rasulullah SAW sendiri yang berdakwah, namun berkelompok.

Hingga bergabunglah seorang pemuda ‘influencer’ masa itu yaitu Mush’ab bin Umair yang berhasil mendakwahkan Islam di Madinah. Atas izin Allah, pesona dakwah Mush’ab bin Umair membuat masyarakat Madinah siap untuk menerapkan Islam. Dan dari sana lah kemuliaan Islam bermula, Islam pun berhasil memuliakan bangsa Arab yang tadinya jahiliyah.

Kemuliaan Islam tidak berhenti ketika wafatnya Rasulullah SAW, karena ada para sahabat sebagai Khalifah (pengganti) yang mengambil alih dalam penerapan Islam yang dilanjutkan oleh para Khalifah seterusnya hingga pada keruntuhan Islam pada tahun 1924 di Turki.

Tekad Mendakwahkan Islam

Untuk mengembalikan kemuliaan Islam yang mampu menghantarkan manusia pada kemuliaan hakiki, adalah dengan melakukan apa yang Rasulullah SAW contohkan. Mulai dari pembinaan hingga penerapan Islam dalam kehidupan. Agar terwujud generasi yang cerdas dan beradab.

Umat Islam tak hanya mengusai sains dan teknologi namun juga taat akan syari’at Allah.

أَيُّهَا النَّاسُ! إِنَّهُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرُ رَجَبَ، شَهْرُ الله تُضَاعَفُ فِيْهِ الْحَسَنَاتُ وَتُسْتَجَابُ فِيْهِ الدَّعَوَاتُ وَيُفَرَّجُ عَنْ الْكُرْبَاتِ، لَا يُرَدُّ فِيْهِ لِلْمُؤْمِنِيْنَ دَعْوَةٌ، فَمَنْ اِكْتَسَبَ فِيْهِ خَيْراً ضُوْعِفَ لَهُ فِيْهِ أَضْعَافاً مُضَاعَفَةً، وَاللهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ

Artinya, “Wahai manusia! Sungguh telah menaungi kepada kalian semua, bulan yang agung, yaitu bulan Rajab yang merupakan bulan Allah, setiap kebaikan akan dilipatgandakan di dalamnya dan doa-doa akan diterima, kegelisahan akan dihilangkan, doa-doa orang beriman tidak ditolak. Siapa saja yang melakukan kebaikan di dalamnya, maka akan dilipatgandakan menjadi berlipat-ganda, dan Allah bisa melipatgandakan (pahala) bagi siapa saja yang Dia kehendaki.” (HR Anas bin Malik).

Dengan janji tersebut, mereka berlomba untuk menjadi hamba terbaik di sisi Allah SWT. Terlebih di salah satu bulan mulia yaitu Rajab ini, dimana umat Islam diperintahkan untuk memperbanyak amalan. Karena amalannya akan dilipatgandakan. Dan salah satu amalan wajib yang perlu dilakukan adalah mendakwahkan Islam. Memahamkan Islam pada masyarakat luas demi visi akhirat kita yaitu meraih ridla Allah. Mendakwahkan Islam dengan mengikuti metode yang dilakukan Rasulullah SAW.

Khususnya menggaet para pemuda untuk ikut mendakwahkan Islam. Karena ketika zaman Rasulullah SAW pun, kebanyakan dari sahabat adalah kaum muda. Mush’ab bin Umair Sang Duta Islam pertama pun adalah anak muda. Saat para remaja sudah memahami Islam secara kaffah (keseluruhan), maka kualitas mereka pun akan jauh bertambah dan ketaatannya menjadi value tersendiri.

Dan jika pemudanya sudah berkualitas, maka masa depan yang cemerlang akan terwujud. Lalu sejarah kegemilangan Islam akan terulang kembali. Menjadikan Islam sebagai pemimpin peradaban yang dapat mewujudkan kesejahteraan manusia secara hakiki. Hal tersebut bukanlah hal yang utopis, tapi akan dapat dicapai dengan tekad dan keyakinan kuat. Wallahua’lam bishawab.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine + 5 =