Femisida Meningkat, Islam Memberi Solusi Akurat
Oleh:
Ummu Fahhala, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)
Terasjabar.co – Sungguh menyedihkan, kasus femisida mengalami peningkatan dari tahun 2023. Femisida adalah pembunuhan terhadap perempuan yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Mirisnya, pembunuhan terhadap perempuan dilakukan oleh orang-orang terdekatnya, semisal suami, ayah, kakak, adik, dan lainnya. Apakah pembunuhan tersebut didorong oleh faktor gender semata atau ada faktor yang lain? dan bagaimana solusinya?
Tercatat sebanyak 290 kasus femisida terjadi selama setahun belakangan. Provinsi yang paling banyak melaporkan kasus femisida adalah Jawa Barat dan Jawa Timur. Meski begitu, Komisioner Komnas Perempuan Siti Aminah menekankan bahwa data ini belum menggambarkan keseluruhan kasus femisida yang terjadi di RI, dilansir detik.com, Selasa (10/12/2024).
Saat ini perempuan merasa tidak aman, termasuk di rumahnya sendiri. Seolah-olah tidak ada lagi orang yang melindungi, karena orang-orang terdekat yang seharusnya memberikan keamanan justru melakukan kekerasan, menyakiti bahkan sampai membunuh.
Seorang suami, dia adalah sosok paling dekat dengan istri, yang secara fitrah seharusnya melindungi dan menyayangi istrinya. Tapi justru membunuh istrinya, akibat cemburu, perselingkuhan, ekonomi yang sulit dan sebagainya.
Ternyata faktor penyebab pembunuhan terhadap perempuan itu banyak, bukan semata-mata faktor gender yang melihat perempuan dari sosoknya yang lemah, sehingga femisida menjadi narasi yang menjadikan solusinya hanya berputar pada faktor gender semata, ini adalah pandangan yang tidak menyeluruh, karena di sisi lain banyak juga perempuan yang membunuh laki-laki.
Ulah Sekuler Kapitalisme
Akar permasalahan femisida adalah sistem sekuler kapitalisme yang menjauhkan aturan agama dari kehidupan, dari mulai kehidupan keluarga sampai negara. Seorang suami atau anggota keluarga bahkan rakyat secara keseluruhan kurang memahami Islam, sehingga kepribadiannya jauh dari Islam.
Standar perbuatannya bukan halal dan haram, sehingga melahirkan manusia-manusia miskin iman yang tidak mampu mengontrol emosinya, rapuh dan kosong jiwanya. Sistem sekuler kapitalisme menjadikan materi sebagai tujuan sehingga abai pada kewajiban antara anggota keluarga.
Sistem pendidikan sekuler tidak mengarahkan peserta didik dengan serius agar memahami norma agama dan mengamalkannya dalam kehidupan. Alhasil lahirlah generasi rusak dalam membangun hubungan dengan Allah Swt. maupun dengan manusia lainnya, termasuk relasi antara suami istri.
Sistem ekonomi sekuler kapitalisme dengan kebebasan kepemilikannya, menjadikan ekonomi rakyat menengah ke bawah sangat sulit, karena kekayaan hanya berputar di kalangan orang kaya saja.
Ketika keluarga menghadapi tekanan hidup dan defresi karena tidak bisa memenuhi kebutuhan pokoknya, akibat resesi, inflasi, deflasi, PHK dan sebagainya, maka kekerasan sampai berujung penghilangan jiwa kerap menjadi pelampiasan.
Di sisi lain, negara tidak hadir secara maksimal dalam memenuhi kebutuhan rakyat. Mereka harus berusaha sendiri untuk bertahan hidup. Semua ini juga memicu terjadinya pembunuhan terhadap orang lain.
Kebebasan bertingkah laku pun menjadi sesuatu yang diagungkan dalam sistem sekuler kapitalisme. Relasi perempuan dan laki-laki di masyarakat demikian bebas, maka berkembang pergaulan dan seks bebas, pornografi dan pornoaksi menjadi tontonan sehari-hari menjadikan sistem sosial yang kacau, ditambah sistem hukum yang tidak membuat efek jera.
Solusi Islam
Islam memiliki aturan yang paripurna untuk segala aspek kehidupan, termasuk menangani femisida. Islam membentengi rumah tangga dengan hukum-hukum Allah Swt. Setiap pasangan wajib memahami dan menjalankan hukum terkait hak dan kewajiban dalam rumah tangga. Allah Swt. telah membebankan kewajiban bagi laki-laki sebagai pemimpin (qawwam) dan bagi kaum perempuan menjadi ummu wa rabbatul bayt
Kehidupan keduanya diliputi suasana persahabatan dan ketaatan, saling mengingatkan dalam perkara syariat supaya tidak lalai dalam melakukan segala perbuatannya sesuai syariat, memahami hak dan kewajibannya dalam keluarga sehingga terbentuk suasana kasih sayang dan ketakwaan.
Negara akan serius menyelamatkan keluarga karena paham betul sabda Rasulullah Saw. “Seorang pemimpin merupakan pengurus urusan rakyatnya dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya,” hadis riwayat Al-Bukhari dan Muslim.
Sistem pendidikan Islam menjadikan generasi dididik berlandaskan akidah Islam sehingga terbentuklah generasi berkepribadian Islam, yaitu generasi yang pola pikir dan pola sikapnya sesuai dengan Islam.
Masyarakat akan melakukan amar makruf nahi munkar, sehingga mereka membenci kemaksiatan dan mencintai ketaatan kepada Allah Swt.
Penerapan sistem sanksi Islam yang menjerakkan bagi pelaku kejahatan. Untuk pembunuh maka ada qishah atau membayar diyat jika keluarga korban memaafkan. Sanksi ini dapat mencegah orang lain melakukan kejahatan yang serupa dan menebus dosa di akhirat kelak.
Ekonomi Islam mengatur kepemilikan menjadi tiga, yakni kepemilikan individu, negara dan umum. Kepemilikan umum meliputi sumber daya alam yang dikelola oleh negara, akan membuka lapangan kerja padat karya secara luas untuk semua rakyatnya, sehingga para suami bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya.
Hanya dengan penerapan Islam yang menyeluruh (kaffah) dalam segala aspek kehidupan, maka perempuan terlindungi, aman dan sejahtera. Keutuhan keluarga pun terjaga.
Leave a Reply