Zionis Merajalela, Dunia Tak Berdaya?
Oleh:
Ummu Fahhala, S.Pd.
(Praktisi Pendidikan dan Pegiat Literasi)
Terasjabar.co – Zionis Israel merajalela, mereka makin berani untuk mepertontonkan secara terbuka kebrutalannya dalam menjajah negeri-negeri muslim. Diantaranya penjajahan terhadap palestina, kenapa dunia tak berdaya mengatasi kondisi buruk ini dan solusi yang ditawarkan oleh lembaga internasional tak kunjung menyelesaikannya?
Sudah puluhan tahun Zionis Israel menjajah palestina, eskalasinya meningkat setahun ke belakang yang memakan korban tewas sekitar 43.001 jiwa, dengan lebih dari 101.122 orang terluka. Mayoritas korban terdiri dari perempuan dan anak-anak, data tersebut berdasarkan laporan medis pada Sabtu, 26 Oktober 2024 dari kantor berita Palestina WAFA, seperti diansir kompas.tv.
Tidak hanya Palestina, serangan masif Zionis Israel menyasar Lebanon Selatan sejak Senin (16/09/2024) yang menelan korban tewas sekitar 1.552 orang dan ratusan orang luka-luka. (news.detik.com, 22/10/2024)
Zionis Israel pun menyerang Iran dengan jet tempur pada Sabtu (26/10/2024) dini hari waktu setempat. Tujuh ledakan terdengar di Theran dan Karaj. (cnnindonesia.com, 26/10/2024)
Tindakan brutal yang dilakukan Zionis Israel terhadap berbagai negeri muslim tidak kunjung berhenti. Pakar Hubungan Internasional, Siti Muslikhati, S.IP, M.Si mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkannya, diantaranya cara pandang terhadap masalah yang tidak mengakar, nasionalisme dan kerangka berpikir dalam menata dunia.
Warga dunia secara mayoritas memandang masalah Palestina hanya sebatas banyaknya korban yang berjatuhan. Padahal sejatinya, cara pandang yang mengakar adalah melihat masalah ini sebagai penjajahan atau genosida yang dilakukan Zionis Israel terhadap Palestina dengan merebut negaranya sejak tahun 1948 yang tidak lepas dari keterlibatan negara adidaya dalam melahirkan dan memelihara Zionis Israel.
Nasionalisme menjadikan sekat-sekat bangsa, sehingga antara negeri-negeri muslim saling terpecah belah. Kurangnya rasa persaudaraan. Sehingga menjadikan seseorang atau sebuah negara berpikir sempit, dangkal dan sesaat. Akibatnya setiap orang bahkan setiap negara sibuk dengan urusannya sendiri dan negara-negara di dunia termasuk penguasa negeri muslim tidak memberikan solusi mengakar.
Zionis Israel merupakan entitas yang dibuat oleh Inggris sejak menjadi negara adidaya kemudian dilanjutkan oleh Amerika, untuk dijadikan sebagai duri dalam daging yang bisa digunakan untuk menciptakan penjajahan di tengah-tengah kaum muslim, khususnya wilayah Syam. Sehingga tidak heran sampai sekarang dukungan Amerika terus dilakukan dengan mengirimkan ribuan senjata canggih dan perlindungannya di PBB dan dunia.
Berlangsungnya penjajahan secara terus menerus dan nasionalisme diakibatkan sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan oleh negara sehingga berpengaruh terhadap kerangka berpikir dalam menata dunia. Sistem ini juga menjadikan kedaulatan ada pada tangan manusia sehingga aturannya tidak independent dan menjauhkannya dari fitrah manusia karena manfaat sebagai acuannya.
Solusi Islam
Berbagai upaya perdamaian, gencatan senjata atau solusi dua negara nyatanya tidak menghentikan kebrutalan Zionis Israel. Kaum muslimin juga tidak bisa berharap pada kelompok milisi seperti Hizbullah di Libanon. Meskipun Hizbullah mengklaim memiliki gudang persenjataan yang besar dengan dukungan senjata nuklir dan militer Iran. Karena faktanya mereka berada di bawah rezim yang takut dan masih melayani kepentingan negara-negara adidaya penjajah.
Kebrutalan Zionis Israel bisa dihentikan oleh pemimpin yang bekerja dan melayani kepentingan Islam dan umatnya. Yakni pemimpin yang hanya takut kepada Allah Swt. Pemimpin yang berperan sebagai perisai (junnah) bagi Islam dan umat.
Pemimpin yang ada dalam negara yang menerapkan Islam secara keseluruhan dalam segala aspek kehidupannya dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia. Pemimpin yang akan menyatukan seluruh umat dan melakukan komando jihad memberantas Zionis Israel, adidaya kafir penjajah, serta membebaskan semua penjajahan terhadap negeri-negeri muslim, termasuk Palestina.
Oleh karena itu perlu perjuangan bersama untuk mewujudkan kembali pemimpin seperti Salahuddin Ayyubi yang telah merebut Kota al-Quds dan membebaskan Baitul Maqdis dari Pasukan Salib.
Leave a Reply