DPRD Jabar Layangkan Pertanyaan Soal Penyerapan Anggaran
Terasjabar.co – Melayangkan sejumlah pertanyaan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mendapatkan sejumlah pertanyaan dari DPRD Provinsi Jawa Barat terkait penyerapan anggaran bermasalah dalam Rapat Paripurna di Gedung DPRD Jabar, Bandung, Senin (20/7/2020).
Pertanyaan tersebut terlontar saat pembacaan Pandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD Jabar terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2019.
“Pertanyaan seputar penggunaan anggaran daerah yang dinilai bermasalah itu tak lain merespon nota pengantar pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Jabar TA 2019 pada 14 juli 2020 lalu,” ungkap Ketua DPRD Provinsi Jabar, Brigjen TNI (purn) Taufik Hidayat, di Gedung DPRD Jabar, Senin (20/7/2020).
Diutarakannya, hasil dari tindak lanjut pembahasan di tingkat komisi-komisi dan fraksi-fraksi DPRD itulah kemudian mengkristal dalam butir-butir pertanyaan tersebut.
“Fraksi-fraksi memohon agar Gubernur menjelaskan sekitar kurang lebih 8 pertanyaan yang mewakili pandangan umum fraksi,” katanya.
Adapun, sejumlah pertanyaan fraksi tersebut, diantaranya masalah Pendapatan Daerah (PAD) yang tidak mencapai target sebagaimana telah ditetapkan.
Anggota DPRD Jabar dari Fraksi Golkar, Sri Rahayu Agustina, yang juga mewakili seluruh fraksi saat membacakan pandangan umum fraksi-fraksi, menyebutkan masalah tersebut hadir akibat kurangnya optimalisasi sumber-sumber pendapatan yang ada.
Ade Puspitasari juga mengatakan, dari hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI) perwakilan Jabar, terdapat sebanyak 54 permasalahan kecurangan penerimaan sebesar 67,42 miliar rupiah.
“Untuk itu, kami meminta kepada Gubernur agar menjelaskan permasalahan tersebut,” ungkapnya.
Kemudian, merujuk pada hasil identifikasi BPK Perwakilan Jabar, kata Ade Puspitasari, ditemukan 192 permasalahan pertanggungjawaban realisasi belanja daerah yang tidak sesuai ketentutan senilai 113,69 miliar.
“Kami juga memohon kepada Gubernur menjelaskan perbedaan Silpa (Sisa Hasil Penggunaan Anggaran) yang dicantumkan pada APBD tahun 2020,” cetusnya.
Terakhir, ia meminta kepada Gubernur untuk menjelaskan permasalahan seputar Badan Usaha Milik Daerah Provinsi Jabar (BUMD) yang sejauh ini dianggap bermasalah.
“Kita ketahui BUMD Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tulang punggung pemasukan daerah, namun sampai saat ini beberapa BUMD dalam pengelolaannya masih ditemukan banyak permasalahan,” ujarnya.
Leave a Reply