BPT Dan HMT Cikole Berpotensi Rujukan Usaha Peternakan Sapi Perah Nasional

Terasjabar.co – DPRD Provinsi Jawa Barat menilai Balai Pengembangan Ternak Sapi Perah dan Hijauan Makanan Ternak (BPT Sapi Perah dan HMT) Cikole, Bandung Barat, berpotensi menjadi rujukan usaha peternakan sapi perah tingkat nasional.

Pasalnya, usaha yang dikembangkan BPT Sapi Perah dan HMT adalah teknik budidaya ternak, penyiap pakan, dan pengolahan susu.

“Dari luar daerah sudah banyak yang akan mengimplementasikan teknik yang dikembangkan, ini juga menjadi potensi besar bagi ternak yang dikembangkan balai,” kata Anggota Komisi II DPRD Jabar, Ridho Budiman Utama di BPT Sapi Perah dan HMT, Cikole Lembang, Kabupaten Bandung Barat, belum lama ini.

Untuk itu, pihaknya akan mendorong peningkatan kegiatan dan anggaran BPT ternak sapi dan domba di Jawa Barat. Mengingat ternak sapi di BPT khususnya menjadi rujukan nasional juga dalam memproduksi susu segar.

Selain itu, kata Ridho, ternak di Jabar juga sangat berpotensi untuk mendatangkan nilai ekonomi bagi Pemprov Jabar.

“Tentunya kami akan terus mendorong seluruh balai, tidak hanya di BPT Sapi Perah dan HMT saja, agar peningkatan ekonominya pun dapat dirasakan masyarakat Jabar,” ujar Ridho.

Kepala BPT Sapi Perah dan HMT, Aida rosana mengatakan, dukungan anggaran mengalami penurunan dari Rp 5,9 miliar pada Tahun Anggaran 2018 menjadi 5,1 miliar pada 2019. Namun balai sudah mendapatkan sertifikasi ISO 9007 Tahun 2015 kapasitas ternak 1500 ekor.

“Tapi pada pelayanan mutu alhamdulillah kita (BPT-red) mengalami peningkatan,” ujar Mita.

Dia menambahkan, bibit dasar untuk ternak domba akan di kelola di BPT Cikole. Setelah itu disebar ke seluruh BPT yang ada di Jawa Barat untuk dikembangbiakkan. Selain itu, pihaknya juga saat ini tengah mengolah bahan pakan sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Karena itu, untuk meningkatkan kualitas pakan maupun ternak, balai bekerja sama dengan fakultas peternakan dari universitas ternama di Jabar agar ternak yang dihasilkan berkualitas sangat baik.

“Kita juga berupaya mengoptimalkan balai dengan menggandeng dari Fakultas Peternakan Unpad,” katanya.

Selain itu, lanjut Aida, bibit induk dari balai akan disebarkan ke masyarakat untuk turut membudidayakan ternak domba sesuai dengan peraturan yang berlaku. Termasuk dalam pengolahan HMT juga akan disebarkan pelatihannya terhadap masyarakat. Sehingga mutualisme anatara balai dengan masyarakat tercapai.

“Hasilnya pun untuk kebutuhan masayrakat, seperti pengolahan kompos, pupuk dan sebagainya dikelola masyarakat,” tambahnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 − 19 =