Tb Hasanuddin Kritik Panelis Soal Pancasila Bolehkan Tidak Beragama

Terasjabar.co – Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 2, Tb Hasanuddin mengoreksi pernyataan yang dilontarkan oleh salah satu panelis Prof Moh Najib soal Pancasila mengizinkan tidak beragama. Hasanuddin menegaskan bahwa Pancasila mewajibkan seluruh rakyat indonesia untuk beragama.

Hal ini dikatakan Hasanuddin usai menanggapi pertanyaan Prof Moh Najib tentang bagaimana pandangan pasangan calon soal hubungan agama dengan manusia dalam konteks pembangunan manusia di Jawa Barat pada debat ketiga Pilgub Jabar 2018 di Grand Ballroom Sudirman, Bandung, Jumat (22/6/2018).

“Panelis yang saya hormati dan banggakan saya mau koreksi dulu, Pancasila mengizinkan tidak beragama itu tidak benar. Pancasila mewajibkan seluruh rakyat Indonesia dan agama dilindungi oleh negara jadi mohon dikoreksi tapi nanti saja di luar,” ujar Hasanuddin.

Dalam penajaman yang diberikan panelis Prof Moh Najib mengatakan adanya dua pandangan soal agama dan pancasila sebagai ideologi. Dalam pandangan kedua Moh Najib mengatakan adanya pendapat bahwa pancasila dalam rumusannya menyebut bebas beragama dan bebas tidak beragama.

Lebih jauh Hasanuddin menjelaskan perlunya kepemimpinan yang benar-benar menjunjung tinggi pluralisme di tengah masyarakat Jabar.

“Ada banyak agama, ada banyak aliran, kepercayaan dan mazhab. Pemimpin wajib menjadi milik Jabar bukan di atas agama tertentu,” imbuhnya.

Menambahkan penjelasan Hasanuddin, Cawagub Anton Charliyan menjelaskan soal agama dan ideologi. Menurutnya agama merupakan dasar daripada akhlak sementara ideologi dasar sebuah negara.

“Harus saling mengisi apalagi menyangkut toleransi. Toleransi akan diuji ketika menjadi mayoritas mampukah kita saling menghormati dan menghargai apalagi kepada minoritas. Pembangunan ideologi, percuma makmur ketika jiwanya tidak sehat dan tidak stabil,” jelasnya.

“Pancasila dengan rumusannya menyebut bebas beragama dan bebas tidak beragama, banyak muncul komunitas yang bergerak termasuk di antaranya terorisme dan radikalisme yang membenturkan antara agama dengan pancasila,” tuturnya.

Usai debat, Hasanuddin kembali menyampaikan kritiknya. Ia mengaku heran seorang panelis debat juga keliru memahami salah satu butir Pancasila.

“Pemahaman Pancasila masih belum dipahami banyak orang termasuk panelis (debat pamungkas) juga,” katanya.

Menurutnya pemahaman salah seorang panelis debat terakhir Pilgub Jabar mengenai warga negara tidak diwajibkan memiliki agama itu keliru. Pasalnya dalam Pancasila itu justru warga negara diwajibkan untuk beragama.

“Kritiknya begini pancasila itu justru mewajibkan beragama. Menurut beliau boleh tidak beragama, loh fatal itu,” tegas mantan Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

9 − 4 =