Uu Bakal Tingkatkan Kualitas Air untuk Pertanian dan Warga Jabar, Jika Terpilih

Terasjabar.co – Calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan jaringan air untuk pertanian dan kebutuhan warga di Jawa Barat masih banyak yang harus dibenahi dengan menggunakan teknologi. Uu berjanji akan meningkatkan kualitas pengairan khususnya di daerah pertanian jika terpilih bersama Ridwan Kamil sebagai pemimpin Jawa Barat 2018-2023.

Hampir setiap saat petani di sejumlah kabupaten dan kota, katanya, mengalami persoalan di setiap musim baik kemarau maupun hujan. Jika memasuki musim kemarau, katanya, tidak sedikit petani yang dilanda kekeringan. Sedangkan di musim hujan, menurut Uu banyak lahan pertanian milik warga yang tergenang air atau kebanjiran.

Sebagai contoh, Uu menjelaskan, saat dirinya berkampanye di Kabupatan Pangandaran dan Ciamis, banyak petani yang mengeluhkan lahan pertaniannya tergenang air. Genangan tersebut mengepung hampir selama musim hujan sehingga hasil cocok tanam padi tak bisa dimaksimalkan.

“Genangan di dua wilayah, yaitu Kecamatan Padaherang dan Kalipucang di Lakbok Selatan ini diakibatkan kurang baiknya pengelolaan saluran air yang mengalir dari Sungai Citanduy,” kata Uu melalui siaran pers yang dierima, Jumat (8/6/2018).

Berdasarkan keterangan petani setempat, lanjut Uu, di dua wilayah itu terdapat sekitar 250 hektare lahan pertanian yang sering dilanda banjir setiap musim hujan.

Akibatnya, dari tiga kali musim tanam sepanjang tahun, hanya 1 musim tanam yang bisa dimanfaatkan secara efektif yakni pada Mei sampai Agustus.

“Seluruh petani pun harus menanggung kerugian yang ditotalkan mencapai Rp 240 miliar. Setiap musim tanam, ratusan hektare sawah ini sanggup memproduksi 240 ton gabah kering,” katanya.

Akibatnya, tidak sedikit masyarakat di daerah tersebut yang beralih profesi. Mulai dari jadi kuli bangunan di kota-kota, sampai buruh serabutan. Akibatnya lahan sawah yang punya potensi ini tidak terpakai.

Untuk mengatasinya, menurut Uu, warga meminta agar pemerintah bisa menyediakan sistem pengaliran air Sungai Citanduy yang lebih terpadu. Sehingga, volume air yang terkandung di sungai tersebut bisa dimanfaatkan saat warga membutuhkan.

“Selesaikan tata kelola pengairan yang berada di kawasan Lakbok Selatan ini. Dan menyelesaikannya harus melalui kewenangan pemerintah di level provinsi,” katanya.

Terlebih, aliran Sungai Citanduy yang menjadi pemicu banjir melintasi dua kabupaten berbeda yakni Ciamis dan Pangandaran.

“Kami akan perjuangkan keinginan para petani untuk membenahi pengaliran air ini. Kami komit untuk mengembalikan kawasan Lakbok sebagai salah satu sentra penghasil padi,” katanya.

Jika dibiarkan, menurut dia, akan memberatkan petani. Bahkan, bukan tidak mungkin Jawa Barat akan kehilangan petani-petani handal yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan pangan warga lainnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *