Kadishub Salahkan Warga dan Cium Aroma Politis dalam Polemik Mesin Parkir Bandung
Terasjabar.co – Kadishub Kota Bandung Didi Ruswandi akhirnya angkat bicara soal pro kontra mesin parkir yang menjadi sorotan Pjs Wali Kota Bandung Muhamad Solihin dan Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung Nenden Sukaesih.
Kepada wartawan Didi memastikan semua mesin parkir sudah berjalan dan tidak mati. Kalau pun mesin terlihat mati, Didi menyebut hal itu karena dipasang pada posisi sleep mode.
Menurut Didi permasalahan mesin parkir ada pada kesadaran warga. Sebab saat ini warga masih banyak yang tidak mau memakai mesin parkir padahal sudah tersedia di mana-mana.
“Permasalahannya kan masyarakat tidak mau bayar. Masyarakat enggak mau pakai mesin parkir. Logikanya kalau parkir ada mesin parkir, di situ bayar. Kalau masyarakatnya partisipatif, ya sudah selesai sebenarnya (masalah),” ujar Didi , Kamis (19/4/2018).
Didi menyadari kebanyakan mesin parkir tidak dijaga oleh Juru Parkir (Jukir). Namun hal itu seharusnya tidak menjadi alasan lantaran tugas seorang Jukir hanya mengarahkan.
“Sebenarnya tanpa Jukir, di situ (mesin parkir) ada petunjuknya. Jadi tanpa ada Jukir, masyarakat tinggal bayar sendiri. Di Indonesia hungkul yang ada juru parkirnya buat ngarahin,” ucapnya.
Seharusnya, kata Didi, warga bisa lebih partisipatif untuk menggunakan mesin parkir. Terlebih pemerintah telah memberikan keleluasaan agar kendaraan bisa parkir di pinggir jalan yang seharusnya tidak diperbolehkan.
Selain itu Kadishub Kota Bandung, Didi Ruswandi juga menilai ada muatan politis di balik polemik penggunaan mesin parkir yang menjadi sorotan saat ini.
“Sebenarnya mah saya enggak melayani urusan mesin (parkir) karena politis. Ini semua diarahkan ke sana. Ini diangkat, karena sudah saya katakan untuk mesin parkir, pendapatan parkir, setelah Pilkada saja (dibahasnya),” kata Didi.
Pingback: Dewan Pertanyakan Pernyataan Kadishub Soal Berbau Politis Dalam Polemik Mesin Parkir | Teras Jabar