Zulkifly Chaniago Dorong Evaluasi Total Tambang Pasca Tragedi Longsor Gunung Kuda Cirebon
Terasjabar.co – Tragedi longsor yang terjadi di kawasan tambang Gunung Kuda, Kabupaten Cirebon, menyisakan duka mendalam. Hingga saat ini, 14 korban jiwa telah ditemukan, sementara proses pencarian dan evakuasi masih terus berlangsung oleh tim SAR gabungan. Suasana haru dan keprihatinan menyelimuti keluarga korban dan masyarakat setempat.
Menanggapi insiden ini, Anggota Komisi IV DPRD Jabar dari Fraksi Partai Demokrat, H. Zulkifly Chaniago, BE., menyampaikan belasungkawa mendalam kepada seluruh keluarga korban dan menyatakan bahwa tragedi ini harus menjadi momentum evaluasi menyeluruh terhadap aktivitas pertambangan di Jawa Barat.
“Saya menyampaikan duka cita yang sangat mendalam atas musibah yang terjadi di tambang Gunung Kuda. Ini bukan hanya tragedi lokal, tapi alarm keras bagi pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk melakukan evaluasi total terhadap seluruh tambang serupa di Jawa Barat,” ujar Zulkifly kepada Terasjabar.co, Sabtu (8/6/2025).
Sebagai anggota Komisi IV yang membidangi lingkungan hidup dan infrastruktur, Zulkifly menekankan bahwa keselamatan dan masa depan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam kebijakan pengelolaan tambang. Ia juga menyoroti pentingnya pengawasan dan penegakan regulasi pertambangan yang selama ini dinilai masih longgar.
“Tidak bisa lagi kita biarkan tambang beroperasi tanpa standar keamanan dan kajian lingkungan yang ketat. Nyawa manusia terlalu mahal untuk dikorbankan demi keuntungan ekonomi jangka pendek,” tegasnya.
Lebih lanjut, Zulkifly mendorong adanya kebijakan transisi ekonomi yang adil bagi masyarakat di sekitar wilayah tambang, agar tidak terus bergantung pada industri ekstraktif yang rawan risiko dan kerusakan lingkungan.
“Kita harus mulai merancang strategi pembangunan alternatif bagi masyarakat sekitar tambang. Perlu pendekatan ekonomi berkelanjutan yang berpihak pada keselamatan dan kesejahteraan warga,” tambahnya.
Zulkifly menyatakan bahwa Komisi IV DPRD Jawa Barat akan segera mendorong pemerintah provinsi untuk mengkaji ulang izin-izin tambang yang ada, serta memperkuat mitigasi risiko bencana di wilayah rawan tambang.
“Jangan ada lagi korban jiwa. Saatnya kita mengutamakan keselamatan rakyat dan keberlanjutan lingkungan dalam setiap proses pembangunan,” pungkasnya.
Tragedi Gunung Kuda menjadi pengingat pahit bahwa pembangunan yang mengabaikan aspek keselamatan dan keberlanjutan akan membawa konsekuensi yang mahal. Evaluasi menyeluruh dan reformasi kebijakan tambang kini menjadi tuntutan mendesak.






Leave a Reply