Kembalikan Rumah Palestina Dengan Junnah

Oleh:
Putri Efhira Farhatunnisa
(Pegiat Literasi di Majalengka)

Terasjabar.co – Rumah adalah tempat kita pulang, tempat ternyaman untuk menenangkan diri. Tempat kita mengisi energi agar bisa kembali menjalani aktivitas luar, dan menjadi naungan untuk berlindung. Namun jangankan mengusahakan rumah idaman seperti yang ada pada lirik lagu dari penyanyi tanah air Sal Priadi, hunian aman saja tak dapat dimiliki oleh saudara muslim kita yang ada di Palestina.

Anak-anak di Palestina telah kehilangan rumah dan rasa aman mereka. Tak hanya itu, nyawa mereka pun direnggut pula oleh zionis. UNRWA (United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East) yang merupakan lembaga dari PBB untuk pengungsi Palestina, menyebutkan bahwa setidaknya ada satu anak yang tewas setiap jamnya.

Totalnya ada 14500 anak yang meninggal sejak Oktober 2023. UNRWA juga menyebut bahwa anak-anak Palestina telah kehilangan masa depan dan harapannya. Lembaga itu juga mengatakan bahwa pembunuhan terhadap anak-anak di Gaza, Palestina ini tidak dapat dibenarkan. Bahkan anak yang selamat pun harus mengalami luka fisik dan emosional (beritasatu.com, 25/12/2024).

‘Kepedulian’ Dunia Untuk Palestina

Pada bulan Oktober 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah mengeluarkan surat perintah penahanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang yang dilakukan, juga kejahatan terhadap kemanusiaan yang menewaskan anak-anak Palestina.

Kecaman, gugatan, dan kutukan memang telah banyak dilayangkan pada Israel ini. Namun hal tersebut tak membuat penjahat zionis berhenti melakukan genosida pada rakyat Palestina. Dengan biadabnya mereka hancurkan rumah sakit utama yang menjadi harapan hidup bagi banyak korban.

Mereka luluh lantakkan rumah-rumah saudara muslim kita, direnggutnya rasa aman, bahkan mungkin banyak dari anak Palestina yang tidak mengetahui rasanya berada di rumah yang aman tanpa ancaman. Nyawa warga Palestina selalu diintai untuk dihabisi. Seakan zionis Israel tak memberikan mereka ruang untuk bernafas dengan tenang.

Atas penjajahan yang dilakukan oleh zionis Israel, dunia internasional menawarkan two-state solution atau solusi dua negara. Tentu hal ini sangat tidak adil, karena Palestina benar-benar dijajah dan direnggut segalanya oleh zionis. Apakah pantas mereka berbagi tempat setelah apa yang zionis lakukan pada Palestina?

Nasionalisme: Sekat Terkutuk

Udara tanah suci itu dicemari aroma peledak, darah para syuhada, dan debu-debu reruntuhan kota. Mayat tak henti bergelimpangan, raungan tangis si kecil yang terluka, kecacatan fisik permanen yang menimpa, hingga psikologis yang trauma. Semua itu masih membuat para pemimpin negeri muslim bergeming seolah tak ikut terluka. Padahal bukankah muslim itu satu tubuh?

Sekat nasionalisme dan kekuatan negara adidaya sepertinya masih membelenggu para pemimpin muslim itu. Lihat? Betapa berhasilnya mereka membuat muslim tercerai-berai. Mendengar dan melihat namun abai. Tetap bungkam dan lupa akan kewajiban menjaga tanah suci Baitul Maqdis. Apa yang akan kita katakan pada Allah di akhirat kelak?

Kondisi sekarang ini tak lain karena diterapkannya sistem buatan manusia yaitu Kapitalisme-Sekulerisme. Sistem yang diterapkan hari ini membuat muslim seolah tak berdaya. Membuat Islam terlihat lemah tanpa wibawa. Aumannya tak lagi terdengar, perisainya tak lagi terlihat. Membuat muslim seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Tercerai-berai dan tanpa arah.

Sistem kufur itu telah berhasil meninabobokan Sang Singa yang dulu pernah berjaya selama 13 abad lamanya. Aturan buatan manusia itu berhasil menghancurkan junnah (perisai) yang pernah melindungi berbagai macam ras, etnis, dan agama di bawah naungannya. Junnah itu adalah Islam, yang diterapkan pada sebuah negara.

Dengan Junnah, Tanah Suci Akan Kembali

Maka Junnah itu harus dihadirkan kembali. Ketika Islam tegak dan diterapkan secara menyeluruh (kaffah), maka umat Islam di seluruh dunia bisa bersatu tanpa ada tembok nasionalisme yang memisahkan. Dengan begitu seluruh kaum muslim dunia bisa menyatukan kekuatan militer untuk membebaskan tanah suci Palestina.

Pasukan militer itu akan merebut kembali tanah kita yang telah direnggut penjajah zionis. Karena sejatinya kebangkitan Islam ini sangat ditakuti oleh musuh Islam. Karena jika Islam bangun kembali, maka ia akan memimpin dunia. Dan tentu negara adidaya saat ini tidak menginginkan hal itu terjadi, karena artinya mereka akan kalah.

Junnah itu akan melindungi siapapun yang berada di bawahnya, khususnya kaum muslim. Entah itu muslim atau non-muslim, semuanya akan merasakan rasa aman dan ketenangan yang selama ini didamba. Tak akan ada rasisme karena Islam memandang semua manusia sama, yang membedakan hanya ketakwaannya pada Allah.

Sejuta kecaman tidak akan membuat penjajah zionis berhenti melakukan genosida. Solusi internasional atas penjajahan ini pun jelas tak adil. Maka kebangkitan Islam harus diperjuangkan. Dan kebangkitan yang membawa manusia pada kemenangan hakiki hanyalah Islam, maka penting setiap muslim memahami Islam kaffah.

Wallahua’lam bishawab.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five + 18 =