Muktamar 23 IPM: IPM Jawa Barat Siap Mewariskan Ide dan Gagasan

Terasjabar.co – Muktamar menjadi suatu perhelatan permusyawaratan yang sangat dinanti-nanti oleh seluruh kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah se-Indonesia. Muktamar ke-23 IPM sekarang dilaksanakan di kota Medan, Sumatera Utara. PW IPM Jawa Barat mengirimkan perwakilan 79 kader terbaik untuk bisa memberikan ide dan gagasan untuk PP IPM periode tahun 2023-2025.

Perlu diketahui bersama bahwasannya Muktamar IPM bukanlah ajang politis semata untuk menggantikan peran secara struktural organisasi. Tetapi lebih dari hal itu, Muktamar adalah proses tabulasi ide dan gagasan dalam rangka mewujudkan periodesasi IPM yang lebih progresif dan solutif.

Dewasa ini, permasalahan pelajar tak henti-hentinya hadir keatas permukaan, banyak variabel masalah yang menjadi PR besar bagi IPM untuk bisa dituntaskan sampai ke akar-akarnya.

Ketua Umum PW IPM Jawa Barat, Muhammad Irsyad Khalid menyebut setidaknya ada 3 permasalahan pelajar yang masih belum terselesaikan hingga saat ini. Pertama, kesenjangan kualitas pendidikan di setiap daerah. Kedua, tingkat kasus kekerasan seksual pada pelajar. Dan Ketiga, kurangnya health-awareness bagi pelajar. Segenap PW IPM Jawa Barat menyadari tentang hadirnya permasalahan tersebut, dengan adanya hal itu IPM Se-Jawa Barat siap bergandeng tangan untuk memberikan alternatif solusi untuk menuntaskan permasalahan-permasalahan tersebut.

Permasalahan kualitas pendidikan menjadi salah satu permasalahan yang memiliki pengaruh yang sangat signifikan terkait hadirnya kader IPM yang berkualitas. Nadiem Makarim, Mendikbudristek memaparkan bahwsannya Indonesia masih memiliki skor PISA (Program for International Student Assesment) yang termasuk pada kategori rendah. Hal ini menjadi perhatian bersama, terkhususnya kader IPM untuk bisa hadir menjadi problem solver dalam menghadapi permasalahan pendidikan.

“Dalam masalah pendidikan, kita selaku kader IPM haruslah hadir sebagai volunteer education sebagai langkah konkret untuk bisa membantu pendidikan di Indonesia terus berkembang,” ujar Irsyad dalam pengarahan peserta Muktamar 23 kontingen Jawa Barat.

Selain pada pendidikan, Pelajar Indonesia pun darurat kekerasan seksual. LPSK mencatat kasus kekerasan seksual pada perempuan terjadi pada perempuan sekitar 80 persen dan 75 persennya adalah anak-anak. Dengan adanya hal tersebut IPM haruslah melindungi segenap pelajar untuk terbebas dari kekerasan seksual yang terus menjamur di setiap lingkungan pendidikan. Kader IPM Se-Jawa Barat berharap bahwasannya IPM bisa memberikan program seperti victim hut center. Yaitu posko pelaporan khusus untuk korban atau penyintas kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.

Dan terakhir, kader IPM haruslah melek terhadap kesehatan fisik ataupun mental. Artinya harus ada stimulasi program IPM yang bisa dihadirkan pasca Muktamar 23 untuk direalisasikan.

“Dalam hal kesadaran kesehatan fisik dan mental, IPM harus bisa mengedukasi kadernya agar senantiasa saling menjaga dan mendukung dalam upaya menjaga kesehatan secara fisik dan mental,” tambah Irsyad.

Dengan demikian hasil ide dan gagasan pada arena Muktamar 23 haruslah betul-betul disampaikan dan direalisasikan dalam bentuk program yang berkelanjutan dan memiliki impact untuk permasalahan pelajar di Indonesia

Bagikan :

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *