Situasi Masyarakat Desa Tawang Banteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya Memanas, Air yang Mengalir ke Sungai Cibanjaran Keruh dan Mengakibatkan Matinya Ribuan Ekor Ikan di Tambak Warga
Terasjabar.co – Situasi masyarakat Desa Tawang Banteng Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya mulai bergejolak karena satu-satunya sumber air yang dipakai keperluan sehari-hari untuk mandi dan cuci, mengairi pesawahan dan kolam ikan dari aliran Sungai Cikunir dan Sungai Banjaran sudah 3 hari ini sangat kotor dan tidak bisa digunakan warga. Hal tersebut diungapkan Kepala Desa Tawang Banteng Nandang Abdul Azis kepada Terasjabar.co, Minggu (5/7/2020) sore.
Lebih lanjut Nandang mengatakan bahwa aliran sungai yang tadinya merupakan sungai dari dua sumber yaitu dari Sungai Cikunir yang langsung dari sumber Air Galunggung dan Sungai Banjaran adalah airnya dihasilkan dari kawasan area penambangan pasir Galunggung saat ini sudah tidak dapat digunakan warga bahkan ada beberapa tambak ikan milik warga mati akibat sangat keruhnya ari akibat dari penambangan.
Saat ini warga merasa terusik lagi dan jiwa warga Desa Tawang Banteng sudah mulai bersiap siap untuk turun kejalan seperti kejadian tahun 2011 hampir 3.000 warga memblokade jalan yang dilewati dum trukc dan merusak jalan desa pada waktu itu. Dan Alhamdulilah hasil dari pergerakan warga tersebut berdampak sangat positif yang tadinya penambangan besar-besaran yang dilakukan oleh hampir 40 perusahaan penambangan kini tinggal 8 perusahaan yang menggunakan alat berat.
Namun sangat aneh saat ini air yang dari lokasi penambangan yang mengalir ke sungai Cibanjaran mengeluarkan air yang sangat kental dan keruh akibatnya pendangkalan sungai Cibanjaran dan air yang mengalir ke hilir yang digunakan warga sehari sebagai air untuk Cuci dan mandi saat ini sudah tidak dapat di gunakan lagi, tegas nandang.
Sementara itu Zam zam Ketua Karang Taruna Desa Tawang Banteng, menutut kepada seluruh perusahaan pertambangan pasir supaya, air yang keluar dari area penambangan pasir dibuatkan atau disediakan kantung-kantung limbah supaya air yang mengalir kesungai tidak serta merta dengan lumpurnya tetapi sudah mengeluarkan air yang jernih dan bersih yang dapat dimanfaatkan warga. Zamzam juga mengatakan bahwa kami bukan menuntut untuk menutup Usaha Penambangan Pasir karena itu merupakan kebutuhan untuk pembangunan.
Sementara tokoh pemuda dan aktivis masalah lingkungan dan pariwisata Rizal mengatakan bahwa kalau permasalahan ini tidak cepat diselesaikan maka tidak menuntup kemungkinan warga akan bergerak lagi seperti kejadian tahun 2011. Yaitu Masyarakat Desa Tawangbanteng & Masyarakat lainnya yg terhimpun dalam Masyarakat Galunggung Menggugat (MGM) pernah memiliki sejarah istimewa dalam memperjuangkan hak sebagai masyarakat, Alhamdulillah ruas jalan Tawangbanteng & seluruh ruas jalan ke Cipanas Galunggung di Hot Mix, Mobil Toronton pengangkut pasir di stop dalam rangka supremasi hukum Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009.
Dampak eksploitasi pasir Galunggung semakin hari semakin terasa, kualitas air keruh mengusik sendi sendi ekonomi masyarakat, terutama sektor pertanian dan perikanan, bahkan akibat sangat keruhnya air yang mengalih ke kolam ikan banyak ikan yang mati . Sehubungan dengan hal ini kami memohon dan aparat untuk segera turun kelapangan menertiban para penambang, supaya mereka dapat membuat kantung kantung penyaring limbah sehingga air yang mengair ke sungat sudah bersih dan tidak mengalir dengan lumpurnya, tegas Rizal.
#APAKAH SEJARAH ITU HARUS KAMI ULANG KEMBALI??
#APAKAH KAMI HARUS TURUN KE JALAN KEMBALI??, AGAR MEREKA TAHU BAHWA KAMI ADA!!
Leave a Reply