Tokoh Masyarakat Sunda Menolak Keras Berdirinya Sunda Empire

Terasjabar.co – Tokoh budayawan dan Organinasi Kepemudaan Sunda melaksanakan Musyawarah menyikapi munculnya kelompok yang mengatasnamakan diri “Kerajaan Sunda Empire” bertempat di Gedung Indonesia Menggugat Jl. Perintis Kemerdekaan No. 5 Bandung, Selasa (28/1/2020) .

Musyawarah dipimpin Ari Mulya (Ketua Majelis Adat Sunda), Robby Maulana Zulkarnaen (Ketua Umum Sundawani Wirabuana), Godi Suwarna (Sastrawan Sunda) dan Dr. K.H. Dharmasetiawan Natapraja dari Yayasan Sawala Kandaga Kalang Sunda sekaligus mewakili Keraton Sumedang Larang. Acara di pandu oleh tokoh dan satrawan Sunda Taufik Faturohman.

Hasil dari musyawarah tersebut disepakati bahwa Masyarakat Sunda menyatakan sikap menolak keras berdirinya Sunda Empire.

“Selaku ahli waris budaya sunda menolak keras berdirinya Sunda Empire yaang membawa nama leluhur sunda. Yang sama sekali Sunda Empire tidak ada hubungan sama sekali dengan leluhur Kerajaan Sunda sebelumnya; Selaku maasyarakat Sunda menuntut agar Sunda Empire segera menghentikan kegiatan yang telah membuat resah masyarakat akibat pembohongan Sejarah Sunda terhadap masyarakat di Jawa Barat dan Indonesia pada umumnya; Seluruh masyarakat Sunda siap menjadi Garda terdepan untuk menangkal muncullnya kerajaan baru di Jawa Baratyang tidak ada hubungan sebagai pewaris Kerajaan, yang dapat mengganggu ketentraman masyarakat Jawa Barat; Kami mendukung penuh Polda Jabar dan Kepolisian Republik Inddonesia, untuk menindak tegas pihak pihak yang mengatasnamakan sundasesuai aturan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Repubilik Indonesia; Mendesak kepada Media Elektronik, Media Cetak dan Media Sosial lainnya untuk tidak mengekpose atau memberitakan serta membesar besarkan berita tentang sunda empire yang jelas jelas membuat masyarakat sunda khususnya dan rakyat Indonesia menjadi resah”, kata Robby Maulana Zulkarnaen (Ketua Umum Sundawani Wirabuana).

Sementara itu Ari Mulya (Ketua Majelis Adat Sunda) didampingi Lucky Djohari Soemawilaga (Unsur Kerataon Sumedang Larang), menyatakan bahwa digelarnya musyawarah ini adalah untuk menyamakan persepsi guna menyikapi munculnya “Kerajaan Sunda Empire”.

“Kami sebagai Ketua Majelis Adat Sunda merasa dihina dan dilecehkan oleh kelompok tersebut sehubungan dengan hal tersebut kami masyarakat Sunda masyarakat Jawa Barat menolak keberadaan Sunda Empire, karena apa yang telah mereka katakan di berbagai media, Jelas-jelas adalah pembohongan publik yang mengatasnamakan Sunda Empire sehingga ada persepsi dari masyarakat luas bahwa gerakan mereka adalah sama dengan yang dilakukan para leluhur-leluhur Sunda kerajaan kerajaan Sunda di masa lalu maka dengan ini saya selaku Ketua Majelis Adat Sunda, Masyarakat Sunda yang tadi hadir menegaskan kembali untuk menolak pernyataan pernyataan dan keterangan keterangan yang diucapkan atau diungkapkan oleh Sunda Empire, bahwa keberadaan mereka sama sekali tidak ada sangkut paut dengan cerita atau sejarah kerajaan kerajaan Sunda dan sejarah para leluhur Sunda di masa lampau, sekali lagi itu hasil kesepakatan untuk menolak keberadaan Sunda Empire dan meminta pihak Kepolisian Republik Indonesia untuk segera mengusut dan menindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku di mana telah terjadi pembohongan publik lalu penyesatan alam pikiran rakyat yang ketiga meresahkan Masyarakat khususnya di Jawa Barat, yang Lebih penting lagi supaya dapat diungkap siapa dalangnya dibalik persitiwa ini”, tegas Ari Mulyana.

Lebih lanjut dikatakan Ari Mulyana bahwa pihaknya seminggu yang lalu telah mengadukan masalah gerakan Sunda Empire yang mencoreng nama Jawa Barat dan nasional.

“Yang lebih konyol lagi Sunda Empire yang dipimpin Airlangga cukup arogan dan melecehkan Pimpinan Lembaga, seperti diungkapkannya bahwa seluruh aparat dari RT sampai Presiden tidak boleh membicarakan dan menghalangi-halangi pergerakannya, yang lebih sungguh memalukan adalah bahwa lahirnya PBB dan Nato di Bandung, ini jelas-jelas merupakan pembodohan dan mempermalukan Pemerintah republik Indonesia”, tambahnya.

Sementara itu Dr. K. H. Dharmawansetiawan Natapraja dari Majelis Keraton Nusantara menganggap Sunda Empire sebagai salah satu pembodohan kepada masyarakat>

“Karena didalam pernyataan petinggi Sunda Empire banyak kebohongan yang mereka bikin seolah olah membenarkan bahwa Sunda yang panjang itu adalah tantangan ke Sunda sedunia, sepertinya pernyataannya PBB Berdirinya di Bandung ENUSCO di Bandung Bank Dunia di Bandung itu semua kebohongan belaka dan penipuan. Bagaimana PBB bisa didirikan di Bandung”, ungkapnya.

Untuk itu pihaknya menghimbau kepada warga masyarakat agar tidak mudah terpancing dengan bujuk rayu dari kelompok Sunda Empire.

“Kami menghimbau kepada warga masyarakat, agar tidak mudah terpancing dengan gajian yang puluhan ribu Dolar, karena pada umumnya yang masuk menjadi anggota perkumpulan tersebut di iming-mingi dengan gaji yang puluhan bahkan jutaan dolar, sehingga banyak masyarakat yang ikut karena mendambakan kesejahteraan dengan gampang,” tegas Dharmawan.***(0cid Sutarsa).

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

5 × one =