Sunda Empire Masih Jadi Sorotan di Media Sosial, Ini Pesan Ridwan Kamil untuk Kaum Milenial
Terasjabar.co – Munculnya fenomena sejumlah kelompok di tanah air yang mengaku sebagai kerajaan saat ini tengah viral di kalangan masyarakat Indonesia.
Beberapa diantaranya seperti Keraton Sejagat yang berasal Purworejo, Jawa Tengah dan Sunda Empire yang berasal dari Tasikmalaya, Jawa Barat.
Sebelumnya kelompok yang mengaku sebagai kerajaan Keraton Agung Sejagat ini telah membuat heboh masyarakat Purworejo, Jawa Tengah selama sepekan terakhir.
Kelompok ini awalnya dibuat oleh sepasang suami istri yang bernama Totok Santoso dan Dyah Gitarja.
Menurut pengakuannya, Totok mengaku kelompoknya muncul demi menuntaskan janji selama 500 tahun sejak runtuhnya Kerajaan Majapahit yang terjadi tahun 1518 silam.
Meskipun saat ini pasangan suami istri itu telah ditangkap oleh pihak kepolisan setempat.
Belum lama viral Keraton Agung Sejagat, saat ini masyarakat Jawa Barat dihebohkan dengan adanya kelompok yang menamakan diri sebagai Sunda Empire.
Seperti diberitakan sebelumnya, meskipun keberadaan kelompok ini telah ada sejak tahun lalu yang ditangani oleh Komando Distrik Militer (Kodim). Nama Sunda Empire baru viral setelah munculnya Keraton Agung Sejagat.
Kelompok ini mengklaim eksistensi mampu bertahan hingga hari kiamat.
Bahkan hingga pukul 07:11 WIB tagar Sunda Empire di media sosial twitter masih menempatkan urutan pertama tertinggi dalam tagar dengan 20,5 ribu tweet.

Adanya fenomena sejumlah kelompok yang mengklaim Kerajaan Baru mendapatkan respon dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Lewat akun instagramnya Ridwan Kamil memposting sejumlah foto tangkapan layar atau screen-shot yang terdiri dari sejumlah kumpulan artikel berita di media tentang fenomena baru ini.
“Sekapur sirih untuk generasi milenial dan generasi Z, Kemuliaan hidup kita diukur dari seberapa bermanfaat hidup kita untuk masyarakat, seberapa banyak karya hidup kita yang bermakna,” tulis Ridwan Kamil dari akun instagramnya.
Dalam postingannya, pria yang akrab disapa Kang Emil ini juga menerangkan bahwa suatu kerhormatan pada seseorang bukan diukur dari gelar, pangkat, atau jabatan.
“Respek kita bukan diukur dari panjangnya gelar dunia kita, bukan kepada warna-warni seragam kita dan bukan menterengnya kemilau lencana-lencana di baju kita,” ucapnya.
Menurut Emil, sebagai makhluk sosial, manusia pada dasarnya hidup berkelompok namun Emil menghimbau agar bergabung dengan kelompok yang memiliki tujuan dan manfaat yang jelas.
“Karena kita ini makhluk sosial, tentunya kita senang berkelompok sesuai minat atau hobi kita, maka bergabunglah kepada kelompok yang jelas dasar, tujuan dan manfaatnya jangan salah memilih,” terangnya.
Leave a Reply