Sektor Industri Jadi ‘Surga’ Investasi Jawa Barat
Terasjabar.co – Dalam lima tahapan ‘Visi Indonesia’ yang disampaikan Presiden Republik Indonesia Terpilih 2019-2024 Joko Widodo, tahapan ketiga menekankan pentingnya terbuka terhadap investasi demi membuka lapangan kerja.
Di Provinsi Jawa Barat, sebanyak 71.573 tenaga kerja terserap melalui investasi pada Semester I 2019. Pemprov Jabar pun terus berupaya mempertahankan titel provinsi dengan populasi terbesar di Indonesia ini sebagai primadona investasi Tanah Air.
Berdasarkan keterangan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Barat, Jabar menjadi provinsi nomor satu dengan nilai investasi tertinggi di Indonesia selama 2012-2018 (kecuali pada 2017).
Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Terpadu untuk Publik (SIMPATIK) milik DPMPTSP yang dipadukan dengan Online Single Submission (OSS) menjadi bukti mudahnya akses administrasi bagi investor untuk berinvestasi di Jabar.
Selain itu, tahun ini DPMPTSP bekerja sama dengan Kantor Perwakilan (Kpw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Jabar menggelar West Java Investment Summit (WJIS) 2019 sebagai bentuk inovasi dan kolaborasi untuk menyediakan forum bagi Pemdaprov Jabar dan pelaku usaha serta investor.
Di edisi pertamanya ini, WJIS 2019 (dulu agenda dua tahunan bernama Forum Investasi) dihelat pada Jumat 18 Oktober 2019 di Trans Luxury Hotel Kota Bandung dengan lima agenda utama yakni High Level Session, Project Consultation, One-on-One Meeting, Market Sounding, dan Exhibition.
Selain itu, terdapat penandatanganan berbagai nota kesepahaman (MoU) investasi dan perdagangan dengan 20 investor, antara lain terkait proyek Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pangandaran, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), hingga agrobisnis.
Menurut Kepala DPMPTSP Provinsi Jabar Dadang Mohamad Masoem, selain untuk meningkatkan investasi, WJIS 2019 dilaksanakan untuk mempertahankan pengusaha yang sudah ada di Jabar. Dadang pun menjelaskan beberapa faktor yang membuat investor betah berinvestasi di Jabar.
“Jadi yang pertama adalah infrastruktur Jabar yang relatif lebih baik ketimbang provinsi lain di Indonesia. Kedua, kondisi sosial Jabar, masyarakatnya relatif lebih ramah terhadap investor. Kemudahan berinvestasi pun terus-menerus diperbaiki dengan sistem online,” ucap Dadang, Kamis (17/10/2019).
“Sampai saat ini, (investasi) paling banyak di sektor industri. Jabar ini punya 25 kawasan industri, belum ada provinsi yang memiliki sebanyak itu. Apalagi dengan adanya program KLIK (Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi) dari presiden, jadi berlomba-lomba ke Jabar dengan kemudahan itu,” tambahnya.
Sementara di sesi Project Consultation, akan dibahas mengenai proyek Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Ciayumajakuning, SPAM Bandung Raya, Kertajati Aerocity, Segitiga Rebana, dan KEK Lido, Cikidang, serta Pangandaran.
Berbagai booth pun akan hadir meramaikan Exhibition, antara lain dari Kadin Jawa Barat, USA Chamber of Commerce, PT. BIJB, PT. Tirta Gemah Ripah, Jaswita Jabar, juga Himpunan Kawasan Industri.
“Nilai proyek SPAM Jatigede adalah Rp2,3 triliun. Keunggulannya, karena bendungannya baru jadi relatif lebih cepat bisa dikerjakan dibandingkan SPAM yang lain. Bendungannya juga lebih besar, jadi dorongan fasilitasnya juga memadai,” kata Dadang.
Adapun di agenda Market Sounding, akan dipaparkan tentang proyek TPPAS Legok Nangka, SPAM Jatigede, dan Monorail Bandung Raya dari dinas terkait.
“Untuk proyek TPPAS Legok Nangka, nilai proyeknya Rp3,4 triliun,” tandasnya.
Leave a Reply