Bersama MUI, Ridwan Kamil Minta Masyarakat Pererat Persatuan Dan Kesatuan

Terasjabar.co – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar turut berperan menjaga kondusivitas melalui fatwa maupun berbagai edukasi kepada masyarakat.

Hal itu dikatakan Emil, sapaan akrabnya, usai menghadiri Silaturahim Idul Fitri 1440 H MUI Jabar di Hotel Lingga, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung.

“Saya mengajak MUI dan seluruh masyarakat untuk menjaga kondusivitas dan mempererat persatuan kesatuan, tidak mudah terprovokasi dan selalu menjadi masyarakat tabayyun,” ucap Emil, Senin (17/6/2019).

Baca Juga: Gubernur Minta Bantuan MUI Jembatani Masyarakat

Emil menilai, peran MUI sangat berpengaruh dalam mewujudkan Jawa Barat yang aman, termasuk dalam mendidik masyarakat menyikapi isu sensitif yang menyebar di berbagai media.

“Saya titip kepada ulama tolong kirimkan pesan kepada masyarakat, pilihan duniawi bisa berbeda tapi urusan ukhuwah kita tetap bersama,” katanya.

Menurutya, problem Indonesia saat ini hanya satu yaitu mudahnya masyarakat terpapar isu yang menyebabkan perpecahan.

“Dalam hal ini, MUI Jabar dapat menjadi jembatan mediasi dan informasi terhadap masyarakat mengenai nilai-nilai keislaman agar tercipta suatu negeri yang baldatun toyyibatun warabbun gofur (negeri yang subur, makmur, adil dan aman)”, paparnya.

Dikatakan Emil, perpecahan menguras waktu keseharian masyarakat yang terlalu banyak. Padahal Indonesia telah memiliki syarat menjadi negara maju dengan catatan kondusivitas tetap terjaga.

Untuk itu, dirinya meminta masyarakat fokus pada hal yang konstruktif dan membangun.

“Supaya kita menjadi negara maju dan adidaya kita fokuskan waktu untuk hal produktif dan positif dari pada terus memperbincangkan politik mengambil waktu terlalu banyak kepada keseharian masyarakat,” tuturnya.

Di tempat yang sama, Ketua MUI Jabar, Rachmat Syafei merespons permintaan gubernur dengan segera mengajak para ulama untuk lebih meningkatkan pengertian dan koordinasi dalam pelaksanaan tugas harian.

Menurutnya, saat ini ada tiga tantangan besar bagi para ulama Jabar. Pertama, menangkal hoaks yang dapat mengganggu kondusivitas, melestarikan sumber asli Alquran agar tidak keliru dengan kesepakatan yang sudah disepakati. Tantangan ketiga, memberantas narkoba dengan pencegahan, pembinaan, dan rehabilitasi.

“Inilah tantangan bagi ulama agar umat bisa mengarahkan emosinya,” tandasnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

10 − seven =