Klaster Industri Sumbang 2/3 Kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi, Achdar Sudrajat Minta Perusahaan Perketat Protokol Kesehatan Karyawannya
Terasjabar.co – Wakil Ketua Satuan Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Kombes Hendra Gunawan menyatakan, klaster industri menyumbangkan dua per tiga kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi.
Dari data terakhir total kasus Covid-19 sebanyak 3.622 orang, 2.600 atau 2/3 di antaranya berasal dari klaster industri. “Dari total kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi, dua per tiganya berasal dari klaster industri,” kata Hendra, pada Minggu (18/10/2020).
Hendra sekaligus Kapolres Metro Bekasi menerangkan, data itu bisa saja bertambah pascadilakukannya demontrasi menolak Undang-undang Omnibus Law Cipta Kerja yang dilakukan massa buruh atau pekerja.
“Kemarin itu kan belum ada laporan terkait pekerjanya yang ikut demo sudah dilakukan testing Covid atau tidak. Kita khawatir ada klaster baru dari demo itu masuk ke industri,” tutur Hendra.
Atas hal itu, Hendra telah mengintruksikan kepada perusahaan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Perindustrian agar dilakukan tes usap minimal secara purposive sampling agar dapat mengetahui ada tidak pengaruh aksi unjuk rasa buruh terhadap penyebaran kasus Covid-19.
“Kami khawatir dari klaster demo itu masuk ke industri yang akan bertambah besar. Karena sekarang saja sudah menyumbangkan 2/3 kasus positif di Kabupaten Bekasi,” ucap dia.
Menyikapi hal itu, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari daerah pemilihan Kabupaten Bekasi H. M. Achdar Sudrajat, S.Sos, meminta agar tiap-tiap industri memperketat penerapan protokol kesehatan bagi karyawannya.
“Saya mendapat informasi bahwa klaster industri menyumbang 2/3 kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi. Oleh karena itu saya sebagai legislator dari Kabupaten Bekasi meminta ke industri agar lebih ketat lagi protokol Covid-19, terutama jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, tidak berkerumun,” kata Achdar kepada Terasjabar.co, Senin (19/10/2020).
Lalu lanjut politisi Partai Demokrat itu, perusahaan diminta meningkatan fasilitas sirkulasi udara di area produksi yang harus benar-benar berjalan dengan baik.
“Teknologi filtrasi ruangan baik dia menggunakan filter, sehingga tidak menjadi penularan walaupun ada OTG (orang tanpa gejala) yang masuk ke industrinya,” pungkasnya.
Leave a Reply