Ridwan Kamil Tawarkan RS Bodebek untuk Rawat Pasien COVID-19 Jakarta
Terasjabar.co – Tingginya angka penularan COVID-19 di DKI Jakarta berdampak pada kapasitas pelayanan rumah sakit (RS) rujukan COVID-19 di sana. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, kapasitas ruang tidur di ruang isolasi RS rujukan COVID-19 sudah terisi 72 persen.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menawarkan rumah sakit di wilayah Bodebek untuk diisi pasien COVID-19 dari ibukota, apabila terjadi kelebihan kapasitas (over load) di sana. Tawaran ini pun telah diajukan Ridwan Kamil kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam rapat sinkronisasi kebijakan PSBB, bersama kepala daerah di Bodebek pada Kamis (10/9/2020).
“Kami menawarkan karena keterisian rumah sakit di Jabar masih baik di angka 35 persen, maka kalau DKI kewalahan kita menawarkan rumah sakit di Bodebek untuk digunakan atas nama kemanusiaan,” ujar Ridwan Kamil di Gedung DPRD Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat (11/9/2020).
Menurut Kang Emil, dalam penanganan wabah tak perlu lagi melihat batas administratif atau pun politik. “Kita punya semangat kemanusiaan yang sama. Ini sesama manusia dan NKRI kita harus kompak. Kurangi kata kompetisi dan perbanyak kata kolaborasi karena kita sama NKRI,” ujarnya.
Ketua Divisi Manajemen Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 (GTPP) Jabar Marion Siagian mengatakan, pemindahan pasien COVID-19 dari Jakarta ke Bodebek masih sangat memungkinkan.
Sesuai SK Gubernur Jabar terdapat 372 rumah sakit di Jabar yang melayani pasien COVID-19. 10 RS yang paling banyak melayani COVID-19 didominasi oleh RS di Bodebek dan Karawang. Sepuluh RS tersebut adalah RS Hasbullah Kota Bekasi, RSU Cibinong, RSU Kota Bogor, RSU Karawang, RS Mitra Keluarga Pratama Jatiasih, RSU Kota Depok, RS UI Depok, RS Bhayangkara Brimob, RS Hermina Bekasi, RSUD Ciawi.
“Jadi memang semuanya didominasi Bodebek dan Karawang. Sejak dilihat dua minggu ini kasus covid meningkat, penambahan rata-rata 228 kasus per hari sehingga cukup tinggi sehingga ini berimbas pada keterisian ruang keterisian RS. Kita punya 4.094 tempat tidur saat ini keterisian 44,33% jadi masih di bawah standar WHO,” tutur Marion.
Untuk wilayah Bodebek, Mario merinci tingkat keterisian di Kota Depok sebesar 73,8%, Kota Bekasi 67%, Kabupaten Bekasi 55%, Kabupaten Bogor 52%, kota Bogor 49% dan Kota Bandung 31,52%.
“Jadi kita sangat memungkinkan kalau nanti DKI mengirimkan pasien ke Jawa Barat,” katanya.
Di samping itu, ujar Marion, Jabar memiliki pusat isolasi untuk COVID-19 yang tidak bergejala, terutama yang rumahnya tidak memungkinkan dijadikan sebagai tempat isolasi.
“Di kabupaten/kota ada 998 tempat tidur dan kita punya BPSDM milik Pemprov yang kapasitasnya 190 tempa tidur dan bisa dikembangkan jadi 600. Kalau DKI punya Wisma Atlet yang dikelola pusat, Jabar juga punya tempat isolasi menampung pasien tak bergejala yang dilakukan pemilahan oleh dokter pengampu,” katanya.
Pingback: Soal Okupansi Ruang Pasien COVID-19, Jabar Siapkan Strategi Khusus | Teras Jabar