Komisi V DPRD Sebut Petani di Jabar Hebat-Hebat tetapi Kurang Perhatian

Terasjabar.co – Ketua Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Dadang Kurniawan mendesak Pemerintah Provinsi Jawa Barat memperhatikan nasib petani dan peternak lokal Jawa Barat secara optimal.

Selain dihadapkan dengan ketidakjelasan jaminan harga pasar, saat ini juga para petani di Jawa Barat dibenturkan dengan semakin banyaknya hasil pertanian yang masuk ke pasar Jawa Barat. Hal itu pun berdampak pada tingkat kesejahteraan petani.

“Ketika berbicara mengenai perlindungan petani, bahkan peraturan daerah daerahnya baru terbit tahun 2016. Itu pun (Perda perlindungan petani) hingga saat ini belum ada mandat pelaksanaannya oleh gubernur. Tidak bisa juga aturan-aturan itu hanya menjadi tumpukan kertas. (Perda) Harus diaplikasikan di lapangan. Petani adalah pejuang,” ungkap Dadang di Bandung, Senin (13/1/2020).

Jika berbicara mengenai inovasi pertanian atau cara menghadapi pengaruh cuaca terhadap tanaman pertaniannya, Dadang sangat mempercayai petani di Jawa Barat sudah hebat-hebat. Namun persoalannya muncul ketika berhadapan dengan harga pasar yang juga dipengaruhi dengan banjirnya hasil pertanian dari luar Jawa Barat.

Diakui Dadang, memang saat ini Jawa Barat sudah swasembada pangan. Namun, para pelaku pemenuhan kebutuhan swasembada pangan ini didominasi dari luar Jawa Barat.

Bahkan tidak hanya petani, dikatakan Dadang, keterpurukan kesejahteraan juga terjadi di kalangan para peternak di Jawa Barat. Dia mencontohkan jumlah peternak sapi perah dan sapi pedaging untuk pemenuhan kebutuhan susu dan daging sapi yang saat ini terus berkurang.

“Keterpurukan juga terjadi kepada peternak, bukan hanya terjadi di kalangan petani. Misalnya jumlah sapi perah di Pangalengan yang terus berkurang dari semula sebanyak 25 ribu dan sekarang tersisa kurang dari 4 ribu. Memang betul kita sudah swasembada, baik dari hasil pertanian maupun daging. Tapi siapa pelaku sebenarnya? Kan ngomongnya kesejahteraan,” ujar dia.

Sebelumnya, sektor pertanian dianggap mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih jika hasil komoditas pertanian Indonesia mampu diekspor ke beberapa negara.

Dalam kunjungannya ke Bandung beberapa waktu lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, ada beberapa komoditi hortikultura, perkebunan, dan beberapa tanaman pangan dari Indonesia yang saat ini diminati konsumen dunia.

“Yang pasti, yang mampu mendorong segalanya menjadi kekuatan nasional itu ya pertanian. Kita memiliki cuaca alam yang bagus, potensi pertanian kita bagus, dan jumlah penduduk juga besar, tinggal ini harus dikonsepsikan agar lebih kuat. Maka pasti saja pertanian akan menjadi kekuatan soko guru ekonomi kita,” ujar dia.

Limpo mencontohkan, salah satunya komoditi pertanian di Kabupaten Bandung Jawa Barat memiliki potensi yang sangat besar, baik untuk konsumsi lokal maupun kebutuhan dalam negeri tetapi sudah berorientasi dunia untuk ekspor. Pihaknya pun berharap bersama seluruh kekuatan yang ada di Jawa Barat termasuk para pemangku kebijakannya terus mendorong peningkatan sektor pertanian di Jawa Barat.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

sixteen − 13 =