Jawa Barat Belajar Pengembangan Pariwisata ke Banyuwangi Jatim

Terasjabar.co – Ratusan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang difasilitasi oleh Bank Indonesia Jabar, berkunjung ke Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (20/7/2019), untuk belajar mengenai pengembangan pariwisata di kabupaten ujung timur Pulau Jawa itu.

Dalam rombongan yang dipimpin Kepala Bank Indonesia Jabar Dony P Joewono itu juga turut serta Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Sekretaris Daerah Sumedang dan puluhan kepala dinas dari kabupaten/kota di Jabar.

Dony mengemukakan bahwa saat ini Jabar tengah mencari sektor pertumbuhan ekonomi baru yang bisa menopang daerah tersebut, mengingat sektor manufaktur yang selama ini menjadi andalan Jabar sedang mengalami perlambatan.

“Selama ini, 43 persen pertumbuhan ekonomi Jabar didapat dari manufaktur, yang 90 persen di antaranya diekspor. Namun sayangnya, negara yang menjadi tujuan ekspor saat ini ekonominya sedang lesu dan akhirnya ini sangat berpengaruh bagi kami (Jabar) dan Jabar tidak bisa lagi menggantungkan dari manufaktur, harus mencari sumber pertumbuhan baru,” kata Dony.

Salah satu yang dibidik Jabar saat ini adalah sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dan Jawa Barat merasa perlu mengejar sektor tersebut untuk meningkatkan perekonomian daerahnya.

“Untuk itulah kami datang ke sini. Kami ingin belajar banyak bagaimana Banyuwangi mengakselerasi dua sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Kami melihat di sini atraksinya ditata dengan baik dan melibatkan banyak warga. Penduduknya juga dikenal ramah wisatawan, kami ingin tahu resepnya,” ujar Dony.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengaku turut berkunjung ke Banyuwangi untuk bisa belajar banyak hal mengenai pariwisata Banyuwangi.

“Saya ingin mendapat informasi langsung bagaimana Banyuwangi melakukan banyak hal. Kalau diajak BI ke daerah lain mungkin saya tidak ikut, tapi khusus ke Banyuwangi saya langsung mengiyakan,” kata Fahmi.

Menurut ia, salah satu yang ingin dipelajarinya bagaimana Banyuwangi bisa mengolaborasikan sinergi pentahelix ABCGM (akademisi, bisnis, community, government, dan media).

“Yang unik menurut kami dari Banyuwangi adalah bagaimana bisa berkolaborasi secara pentahelix, kami butuh sharing masalah itu,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan bahwa pariwisata telah ditetapkan menjadi prioritas pembangunan di Banyuwangi.

“Selain menjalankan program wajib, seperti sektor pendidikan dan kesehatan, pariwisata menjadi prioritas daerah untuk dijalankan,” katanya.

Anas menambahkan, atraksi yang dibuat pemkab dibalut dalam kemasan Banyuwangi Festival (B-Fest) yang digelar sejak 2012. Kegiatan itu bukan sekadar sebagai agenda wisata, namun juga merupakan cara Banyuwangi melakukan konsolidasi di bidang budaya, infrastruktur, masyarakat dan ekonomi.

“Dalam mengerjakan ajang B-Fest, kami mengerjakannya tanpa event organizer. Birokrat, masyarakat, swasta, hingga TNI/Polri terlibat di setiap pelaksanaan. Secara tak langsung kami akhirnya bergotong-royong menyukseskan kegiatan, yang akhirnya menjadi modal sosial yang kuat Banyuwangi,” ujarnya.

Dengan melibatkan warga, lanjut dia, secara tidak langsung belajar menciptakan kegiatan yang bisa menarik wisatawan. Dan hal ini merupakan bentuk transfer pengetahuan untuk warga dalam membuat kegiatan yang kreatif. Dengan datangnya wisatawan, kata Anas, tentunya berdampak pada menggeliatnya ekonomi warga.

“Banyak hal baik dan bermanfaat yang kami dapatkan dalam menggarap ajang B-Fest. Budaya kami juga terus tumbuh dan terpelihara karena separuh lebih adalah kegiatan tradisi dan budaya,” ujarnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *