7 Orang Tewas Akibat Bencana Alam di Jabar Selama November
Terasjabar.co – Sejumlah bencana alam terjadi di Jawa Barat pada November 2018 ini. Akibat bencana, tujuh orang meninggal dunia.
Ketujuh korban itu di antaranya enam orang warga Tasikmalaya yang meninggal akibat banjir bandang. Sementara satu orang lainnya bernama Reni Hermawati (22) yang hanyut saat menerobos banjir di Kabupaten Pangandaran. Jasad Reni ditemukan kemarin.
“Selama bencana kemarin, totalnya ada tujuh ya. Enam yang di Tasikmalaya dan satu yang hilang di Pangandaran sudah ditemukan,” ucap Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar Dicky Saromi usai apel gelar pasukan bencana di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jabar, Kamis (15/11/2018).
Menurut dia, potensi terbesar bencana banjir-longsor berada di wilayah Jabar Tengah dan Selatan. Curah hujan di kawasan itu, menurut dia, masih cukup tinggi.
Dicky menjelaskan potensi bencana alam di Jabar belum selesai. Pihaknya masih memantau potensi bencana alam banjir dan longsor yang bisa terjadi di beberapa daerah.
“Kalau kita lihat (Jabar) tengah dan selatan ya yang curah hujannya cukup tinggi. Daerah itu juga rawan untuk banjir dan longsor, tapi memang utamanya longsor tengah dan selatan,” kata Dicky.
Baca juga: 132 Bencana Telah Terjasi di Jabar
|
Berbagai persiapan dilakukan BPBD Jabar mulai dari personel serta sarana dan prasarana (sarpras). Kekuatan yang dimiliki BPBD berjumlah 100 personel dinilai cukup apalagi dengan dukungan dari instansi terkait seperti Polri, TNI dan Basarnas.
“Kalau soal penambahan tergantung kebutuhan di lapangan ya, kalau kami sendiri di BPBD siap dengan 100 personel. Tapi kalau nanti membutuhkan sesuatu, penanganan akan kita lakukan,” ujar Dicky.
Kapolda Jabar Irjen Agung Budi Maryoto mengatakan pihaknya memberi bantuan tenaga kepada BPBD maupun Basarnas untuk proses evakuasi. Jumlah personel yang dikerahkan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
“Penanganan bencana alam leading sektor BPBD dan Basarnas. TNI dan Polri mendukung. Memang kalau ada pertama kejadian, siapapun yang pertama harus bantu mulai dari tolong menolong, membantu sampai dengan evakuasi. Untuk jumlah personel disesuaikan dengan ancaman, tapi kita siap,” tutur Agung.
Dia menyebut Jabar merupakan wilayah rawan terjadinya bencana alam. Berdasarkan data yang ia terima, dalam kurun waktu awal 2018 hingga pertengahan November ini total ada 1.322 kejadian bencana di Jabar.
Bencana mulai dari tanah longsor 351 kejadian, puting beliung 220 kejadian, banjir 106 kejadian, kebakaran hutan, hunian, gempa dan gelombang pasang.
“Dampak bencana tersebut mengakibatkan korban meninggal dunia, luka-luka dan kerusakan sarana prasarana,” kata Agung.
Guna menghadapi potensi kerawanan bencana ke depan, polisi perlu ikut ambil bagian memberikan bantuan. Selain bantuan tenaga evakuasi, Polda Jabar juga menyiagakan tim Disaster Victim Identification (DVI) untuk membantu identifikasi apabila di suatu wilayah bencana menimbulkan korban jiwa.
“Mereka sifatnya siaga. Kalau ada bencana mereka jalan. Tugasnya dari mulai mobilisasi kesehatan, pergelaran posko dan identifikasi korban,” ucap Kabid Dokkes Polda Jabar Kombes Arios Bismark.
Leave a Reply