DPRD Jabar: Tol Cisumdawu Mubazir Gara-Gara Polemik Lahan

Terasjabar.co – Pekerjaan proyek Tol Cisumdawu Seksi I hingga menjelang akhir tahun 2018, belum juga bisa diselesaikan.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar, Daddy Rohanadi mengatakan bahwa pengerjaan proyek tersebut dinilai mubazir karena belum juga rampung.

“Apa tidak mubazir dan malah rusak nanti pekerjaan-pekerjaan yang sudah menelan biaya begitu besar tersebut?” kata Daddy, Selasa (23/10/2018).

Menurutnya, lahan kerap kali menjadi masalah dalam pembangunan infrastruktur berskala besar. Koordinasi dengan berbagai pihak sangat dibutukkan dalam hal ini. Ujungnya adalah terjadi “molornya” jadwal penyelesaian pekerjaan.

“Lihatlah apa yang terjadi dengan pembangunan Tol Bocimi (Bogor-Ciawi-Sukabumi), Tol Soroja (Soreang-Pasir Koja), atau pekerjaan besar lainnya. Semua tersendat karena lahan,” jelas Daddy.

Pembebasan lahan, imbuhnya, harus melibatkan beberapa pihak. Selain ada instansi terkait, harus pula ada tim apraisal dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) pada tahapan-tahapan sebelumnya. Artinya, tahap persiapan pembangunan membutuhkan waktu yang tidak sedikit selain koordinasi antar-institusi.

Belum lagi, kerapkali terjadi sengketa kepemilikan lahan. Rupanya hal ini pula yang terjadi dengan lahan di Seksi I Tol Cisumdawu. Hingga saat ini, lanjutnya, sudah dua kali ada sekelompok masyarakat yang menggugat lahan milik IPDN. Gugatan pertama dimenangkan IPDN dan putusan suah incraacht. Saat ini ada gugatan kedua. Putusan di tahap pertama kembali dimenangkan IPDN. Pihak penggugat mengajukan banding.

“Mari kita duduk bersama, untuk program pembangunan bagi masyarakat, jangan ada yang saling klaim. Hal ini harus dilakukan Pemprov Jabar agar proyek infrastruktur bisa segera diselesaikan sesuai target,” terangnya.

Jika sengketa lahan Seksi I selesai, mestinya pembangunan Tol Cisumdawu minimal bisa dituntaskan sampai Cimalaka. Itu berarti, kemacetan parah yang sering terjadi di ruas Cadas Pangeran akan terurai. Arus kendaraan Cileunyi-Cimalaka akan mengurangi sebagian biaya dan tingkat stres.

“Kita tunggu saja kelanjutannya. Dengan lahan yang masih sengketa seperti itu masih mungkinkah kontraktor tetap menyelesaikan pekerjaannya?” pungkas Daddy.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

one × 5 =