Amal Mulia Kirim Tim Relawan ke Pengungsian Rohingnya
Terasjabar.co – Kondisi ratusan ribu pengungsi Rohingnya di perbatasan Bangladesh semakin memprihatinkan. Untuk itu, Yayasan Harapan Amal Mulia langsung bergerak cepat dengan cara menyalurkan donasi sebesar 10 ribu Dollar AS.
‘’Kami juga langsung kirim tim relawan ke lokasi untuk menyerahkan langsung donasi bagi para pengungsi,’’jelas Direktur Yayasan Harapan Amal Mulia, Budi Mastur, Selasa (23/1).
Sebagai sebuah organisasi amal kemanusiaan, Yayasaan Harapan Amal Mulia atau biasa disebut Amal Mulia, kata Budi, memiliki program untuk langsung merespon dalam setiap tragedi dan musibah kemanusiaan.
Khusus untuk Rohingnya, tambah Budi, Amal Mulia sudah membuka Crisis Center for Rohingnya sejak September 2017 lalu, saat pertama kali konflik ini terjadi.
‘’Sejak September 2017, kami sudah menyalurkan donasi untuk pengungsi Rohingnya,’’jelas Budi.
Donasi-donasi tersebut, kata Budi, disalurkan melalui lembaga kemanusiaan Rohingnya Justice And Development Society (RJDS)? Sebuah lembaga amal yang berkedudukan di Bangladesh. Ke depan, tambah Budi, Amal Mulia akan langsung menempatkan relawan di lokasi pengungsian.
‘’Kehadiran relawan di lokasi pengungsian sangat penting sehingga kami bisa menyalurkan langsung seluruh amanah dari donatur untuk para pengungsi. Sekaligus meningkatkan kualitas program donasi berdasarkan kebutuhan di lapangan,’’jelas dia.
Saat ini, kata Budi, seluruh donasi yang sudah disalurkan dialokasikan untuk pangan dan pakaian para pengungsi. Ke depan, Amal Mulia akan menambahkan program pembangunan rumah sementara untuk para pengungsi, donasi Al Quran dan tahfidz, serta program pendidikan.
Sementara itu, menurut Khaerul Zakaria, relawan Amal Mulia yang tengah berada di Cox’s Bazar District, Bangladesh mengatakan bahwa kondisi para pengungsi Rohingnya semakin mengkhawatirkan. Khaerul selama beberapa hari mengunjungi lokasi pengungsi di Ukhia dan Kutupalong, perbatasan Myanmmar-Bangladesh. Menurut Khaerul, para pengungsi masih tinggal di bangunan yang tidak layak.
‘’Para pengungsi sangat membutuhkan rumah penampungan sementara yang layak,’’ungkap Khaerul.
Selain bantuaan pangan dan sandang, Khaerul menilai, para pengungsi pun membutuhkan teraphy healing dan pelatihan life skill untuk laki-laki dewasa.
‘’Supaya mereka bisa bertahan hidup dengan kemampuan sendiri,’’ungkap dia.
Tak hanya itu, pendidikan formal dan tahfidz Quran pun sangat dibutuhkan sebagai investasi masa depan anak-anak pengungsi. (Manunggal)
Leave a Reply