Perempuan Didorong Ikut Dalam Pileg 2019

Terasjabar.co – Mendorong kader perempuan untuk berpartisipasi dalam Pemilihan Legislatif 2019 nanti, itulah yang sedang gencar dilakukan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Hal ini terutama untuk mendorong terciptanya peraturan daerah yang pro-perempuan dan anak.

“Kami punya perhatian serius di bidang politik. Sebab dalam praktiknya, banyak urusan perempuan dan keluarga yang perlu mendapat dukungan regulasi,” kata Wakil Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga Diah Nurwitasari di Ngamprah, Minggu, 8 Oktober 2017.

Menurut Diah, saat ini anak dan perempuan rentan mengalami berbagai masalah, seperti narkoba, HIV/AIDS, dan lainnya. Untuk menangkalnya, perlu penguatan peran perempuan dalam bidang politik.

Dia juga mengungkapkan, partisipasi perempuan dalam politik ini juga dibutuhkan mengingat syarat keterwakilan 30 persen perempuan di legislatif. Menurut dia, partainya terus berupaya memenuhi syarat tersebut.

“Selama ini PKS sangat konsen terhadap politik. Namun, dalam menempatkan kader perempuan untuk terjun ke politik, jelas itu harus mempunyai kapabilitas,” ujarnya.

Wakili hak-hak perempuan

Lebih lanjut Diah menambahkan, PKS saat ini tengah melakukan penguatan misi ketahanan perempuan dan keluarga. Hal itu di antaranya dilakukan melalui program Rumah Keluarga Indonesia.

“Konsilidasi struktur bidang perempuan terus kami lakukan sampai hari ini. Termasuk di KBB, kami pun melihat masih ada permasalahan  perempuan khususnya yang menyangkut masalah TKI,” katanya.

Ketua Kaukus Politik Perempuan Indonesia KBB Eka Mariayati sebelumnya mengatakan, dengan majunya sosok perempuan dalam Pilkada maupuan Pilegdiharapkan bisa mewakili hak-hak perempuan.

“Jika memang perempuan diberikan kesempatan berpolitik, ada hak-hak perempuan yang bisa diperjuangkan dan diselsaikan. Harapannya, dari perempuan, oleh perempuan untuk perempuan,” kata Eka.

Menurut Eka, saat ini perempuan sudah saatnya bersaing secara politik dengan kaum laki-laki. Bahkan menurut dia, perempuan bukan tidak mungkin akan mampu memimpin jika memang mempunyai kapabilitas, kualitas, dan integeritas mumpuni. “Saya pikir perempuan akan mampu. Apalagi perempuan itu kekuataannya bukan di otot, tetapi pada otak,” ujarnya. (rus)

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fourteen − one =