GoAcademica Buka Rahasia Mudah Menemukan Research Gap dan Novelty Melalui Ngaji Jurnal The Series 3
Terasjabar.co – Lembaga Pendampingan dan Konsultasi Publikasi Ilmiah GoAcademica kembali menggelar program unggulannya bertajuk “Ngaji Jurnal The Series 3” pada Rabu (22/10/2025).
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tujuh seri pembelajaran ilmiah daring yang telah sukses diselenggarakan sebelumnya, dengan tujuan membantu para akademisi, dosen, peneliti, dan mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan publikasi ilmiah secara sistematis dan aplikatif.
Mengusung tema “Tutorial Step by Step Mudah Menemukan Research Gap dan Novelty: Tutorial PoP & VOS Viewer”, kegiatan ini berlangsung secara online melalui Zoom Meeting dan diikuti oleh peserta dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
CEO GoAcademica sekaligus narasumber utama kegiatan ini, Avid Leonardo Sari, menjelaskan bahwa Ngaji Jurnal The Series merupakan bagian dari komitmen GoAcademica untuk menghadirkan pendampingan riset yang mudah diikuti, terarah, dan relevan dengan kebutuhan akademisi masa kini.
“Program ini dirancang bagi mereka yang sungguh-sungguh ingin belajar dan memahami bagaimana menemukan research gap dan novelty secara praktis, bukan sekadar teori. Kami ingin membantu peneliti agar risetnya benar-benar memiliki nilai kebaruan dan kontribusi ilmiah yang jelas,” ujar Avid Leonardo Sari dalam pemaparannya.

Avid menambahkan, kemampuan mengidentifikasi research gap merupakan kunci dalam menyusun artikel ilmiah berkualitas. Melalui perangkat lunak seperti Publish or Perish (PoP) dan VOS Viewer, peserta diajak memahami cara melakukan analisis literatur, pemetaan topik riset, dan penggalian ide baru secara sistematis.
“Dengan PoP dan VOS Viewer, peneliti bisa melihat tren penelitian global, menemukan celah penelitian yang belum banyak dikaji, sekaligus memetakan posisi risetnya di tingkat internasional,” jelasnya.
Menurut Avid, literasi riset di kalangan akademisi Indonesia perlu terus ditingkatkan agar hasil penelitian tidak hanya memenuhi syarat administratif, tetapi juga memberi dampak akademik dan sosial yang nyata.
“Peneliti masa kini harus mampu membaca peta keilmuan global. Kalau kita tahu posisi riset kita di mana, maka kita bisa menghasilkan karya yang relevan dan berdaya saing tinggi,” tegasnya.
Di akhir sesi, Avid mengajak para peneliti untuk menjadikan publikasi ilmiah sebagai wadah kolaborasi dan kontribusi bagi kemajuan bangsa.
“Publikasi bukan sekadar kewajiban akademik, tetapi wujud pengabdian ilmuwan kepada masyarakat. Semakin banyak riset yang relevan dan berkualitas, semakin kuat pula daya saing akademik Indonesia di kancah global,” pungkasnya.






Leave a Reply