Ngaji Jurnal Eksklusif: GoAcademica Latih Peneliti Temukan Research Gap dan Novelty Secara Sistematis

Terasjabar.coDalam upaya mendukung peningkatan kapasitas akademik para peneliti dan mahasiswa di Indonesia, GoAcademica menyelenggarakan kegiatan Ngaji Jurnal Eksklusif bertema “Mudah Menemukan Research Gap dan Novelty: Tutorial Aplikasi PoP & VOS Viewer”. Kegiatan ini digelar secara daring melalui platform Zoom dan berhasil menarik perhatian ratusan peserta dari berbagai latar belakang, seperti mahasiswa pascasarjana, dosen, hingga peneliti muda.

Dipandu langsung oleh Avid Leonardo Sari, CEO GoAcademica sekaligus reviewer aktif di jurnal bereputasi internasional (Scopus Q1), sesi ini menghadirkan pelatihan interaktif yang berfokus pada cara menemukan research gap dan novelty menggunakan dua perangkat lunak unggulan, yaitu Publish or Perish (PoP) dan VOS Viewer.

Dalam pemaparannya, Avid menjelaskan bahwa novelty dan research gap merupakan dua komponen krusial dalam penulisan artikel ilmiah yang berpeluang tinggi diterima di jurnal bereputasi. Sayangnya, banyak peneliti pemula belum memahami cara menemukannya secara sistematis.

“Seringkali kita bingung di awal riset karena tidak tahu celahnya ada di mana. Dengan pendekatan bibliometrik, kita bisa melihat tren riset dan wilayah yang belum banyak dijelajahi peneliti lain,” ujar Avid.

Menurutnya, aplikasi PoP berfungsi sebagai pintu masuk untuk mengumpulkan data literatur dari Google Scholar, Crosreff, Scopus, dan WOS. Dari data ini, peneliti dapat mengidentifikasi penulis dominan, jurnal paling sering muncul, dan topik-topik populer dalam bidang tertentu.

“PoP itu ibarat peta awal. Kita bisa melihat peta riset global dan menentukan di mana posisi kita bisa masuk,” jelasnya.

Setelah data terkumpul, tahap berikutnya adalah mengolah data tersebut di VOS Viewer, sebuah perangkat lunak visualisasi bibliometrik yang memungkinkan peneliti melihat hubungan antar keyword, penulis, serta area riset yang belum tergarap.

“Di sinilah riset kita bisa dilihat secara visual. Kita bisa mengetahui siapa yang sering dikutip, istilah yang dominan, serta area yang belum disentuh. Nah, dari situlah kita menemukan research gap,” tambah Avid.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa hasil visualisasi dari VOS Viewer sangat berguna untuk membangun argumen ilmiah pada bagian state of the art dalam artikel jurnal.

“Misalnya, dari 100 artikel terakhir, belum ada yang mengaitkan topik A dan B, atau belum ada riset di konteks Indonesia. Itu bisa menjadi dasar novelty kita,” paparnya.

Avid juga mengingatkan peserta agar tidak hanya fokus pada target publikasi semata, tetapi juga menyadari nilai kontribusi ilmiah yang diberikan.

“Banyak yang hanya ingin terbit, tapi lupa bahwa yang kita kejar adalah kontribusi: apakah penelitian kita menjawab kekosongan, menyelesaikan masalah nyata, atau memberikan perspektif baru?” ungkapnya.

Pelatihan ini berjalan dengan lancar hingga menjelang pukul 21.00 WIB. Peserta tampak aktif bertanya dan mengikuti praktik langsung dengan bimbingan teknis dari narasumber. Panitia pun menyediakan link unduhan software serta grup WhatsApp sebagai media koordinasi dan diskusi lanjutan.

Di akhir sesi, Avid menyampaikan pesan inspiratif kepada seluruh peserta: “Jangan takut dengan istilah gap dan novelty. Jangan buru-buru menulis sebelum memetakan peta ilmiahnya. Dengan strategi yang tepat, kalian bukan hanya bisa publikasi, tapi juga memberi kontribusi pada ilmu pengetahuan.”

Kegiatan ini membuktikan bahwa dengan pendekatan yang sistematis dan semangat kolaboratif, proses menemukan novelty dan research gap dapat menjadi langkah yang menyenangkan dan bermakna.

Melalui pelatihan ini, GoAcademica berharap dapat melahirkan lebih banyak peneliti Indonesia yang kompeten, produktif, dan siap bersaing di tingkat global melalui karya ilmiah yang berkualitas tinggi.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

two × two =