Ratusan Masa dan Puluhan Ormas Islam Anti Komunis Ramaikan Seminar Bertema “Respons Jawa Barat Terhadap RUU BPIP”
Terasjabar.co – Gerakan Rakyat Anti Komunis (Gerak Jawa Barat) laksanakan seminar terbuka dengan tema “Respon Jawa Barat Terhadap RUU BPIP”. Dengan nara sumber menghadirkan Ust. Alfian Tandjung, K.H Atian Ali M. Da’i, Lc., M.A, Dr. Hadiyanto A. Rachim dan Brigjen. Purn. TNI Nasuka, M.M. bertempat di Masjid Istiqomah Jl. Taman Citarum No. 1 Bandung, Sabtu (8/8/2020).
Ketua Gerakan Rakyat Anti Komunis (Gerak) Jabar, Roinul Balad mengucakan terima kasih kepada DKM Mesjid Istiqomah atas ketersediaannya menjadi tuan rumah seminar ini. Dikatakannya pula bahwa terselenggaranya seminar ini atas dasar penolakan RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila) yang akan diubah menjadi RUU BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).
“Sebagaimana yang sudah kita lakukan gerakan-gerakan dari berbagai macam elemen massa yang ada di Republik Indonesia ini dan terakhir pada 16 Juli yaitu di sidang terakhir MPR dan setelah itu memang posisinya sedang tidak ada sidang dan sampai sekarang nasibnya kita belum tahu bagaimana RUU HIP ini kemudian akan berubah menjadi RUU BPIP nah untuk itu acara ini di gelar, “ucapnya.
Roin word, the spirit jihad in the sure in the top of the base maklumat Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang begitu dekat dengan semua umat.
“Semua akan tersadarkan akan bahaya komunis yang ada di Republik Indonesia. Tentu saja untuk melanjutkan perlawan kita terhadap gerakan komunis yang ada di Indonesia ini yang sekarang sedang mencoba bangkit melalui konstitusi,” tandasnya.
Salah seorang Pemateri Seminar, Ustadz Alfian Tanjung mengingatkan kepada seluruh masyarakat di Jawa Barat khususnya umum di Indonesia bahwa saat ini PKI sedang melakukan pergerakan yang sangat berbahaya, yaitu kudeta melalui konstitusi.
“Kita sekarang mengalami dendam. Dan gerakan PKI saat ini sedang melakukan pergerakan yang sangat berbahaya, yaitu kudeta melalui konstitusi”, RUU HIP masuk prolegnas, kalau BPIP aktif, maka fungsi BPIP menjadi komite sentral PKI, ”tambahnya.
Alfian menjelaskan, dalam sebuah buku karya Prof. Zainal Abidin menyebutkan bahwa kegagalan pemberontakan PKI pada tahun 1948 merupakan warming up. Kegagalan pada tahun 1965 merupakan repetisi umum dan akan melakukan pemberontakan yang ketiga.
“Pemberontakan itu sudah selesai, mana yang lebih dari 4.000 perda syariah di amputasi. Jadi gerakan itu cepat,” ungkapnya.
Lantas, Alfian pun bertanya, apakah masyarakat siap untuk melawan kebangkitan PKI.
“Jawa barat, siapkah kita melawan kebangkitan PKI yang akan membunuh dan menguji pesantren-pesantren kita? Siap semua melawan PKI ?,” tanyanya.
Ditambahkan Ustadz Alfian Tandjung, bahwa gerakan PKI adalah gerakan yang amat berbahaya. Bahkan menurut Alfian gerakan PKI kali ini adalah sedang melaksanakan kudeta ke-7, sehingga Jawa Barat harus siap untuk melawan PKI.
“RUU HIP itu sudah masuk ke Program Legislasi Nasional. Jadi begitu pun RUU BPIP harus secara kolektif dalam pengawasan karena telah menjadi polemik dalam kedaulatan Republik Indonesia,” ucapnya.
Sementara pembicara pada seminar tersebut Brigjen TNI (Purn) Nasuka menceritakan adanya pembentukan aliansi anti komunis. Tujuannya adalah untuk menghambat bangkitnya komunis di Indonesia, pembentukan aliansi tersebut adalah pada tahun 1990-an.
“Jadi dengan RUU BPIP setidaknya terdapat 3 atau 4 kelompok, kelompok pertama bertugas menolak yaitu ingin menurunkan derajat Pancasila. Caranya dengan menghilangkan butir-butir Pancasila, kelompok selanjutnya menerima RUU tersebut, sedangkan kelompok ketiga menyatakan waspada dengan kembalinya komunis,” ucapnya seraya menambahkan ada kelompok lainnya yang tidak peduli dengan RUU BPIP tersebut.
Pemateri lainnya Dr Hadiyanto Abdul Rachim menyatakan RUU HIP yang kini masih jadi kontroversi tidak mencantumkan Tap MPRS No 25 Tahun 1966. Tap MPRS tersebut seperti diketahui adalah tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia. Selain larangan setiap kegiatan untuk memyebarkan dan mengembangkan faham atau ajaran komunis, marxisme dan leninisme.
Sementara itu Ketua Forum Ulama Umat Islam, KH. Athian Ali menyatakan komunisme seperti diketahui merupakan faham anti tuhan, anti agama dan bahkan juga anti bersosialisasi dengan sesama. Apalagi kata Athian, Ribka Tjiptaning menyatakan ada 20 juta anak komunis masih ada di Indonesia.
“Ideologi itu tidak bisa hilang begitu saja. Jadi apabila ada partai yang tidak mencantumkan Pancasila maka partai tersebut harus dibubarkan dan kita tuntut sampai dengan berhasil,” ucapnya.
Terakhir Ketua Umum Wahdah Islamiah, Ustadz Zaitun Rasmin menjelaskan mengenai Piagam Jakarta. Menurut Zaitun, Piagam Jakarta tersebut ada di tiap alinea pada pembukaan UUD 1945.
“Adanya rencana RUU HIP tersebut jangan sampai disahkan. Hal ini dikarenakan RUU HIP hanyalah pendapat pribadi dan Indonesia merupakan Negara demokratis dan harus mengkoordinir pendapat warga yang tinggal di Indonesia itu sendiri,” ucapnya.***Ocid Sutarsa
Leave a Reply