Pemprov Jabar Revitalisasi Gedung Sate, Gedung Pakuan, dan Kawasan GOR Saparua
Terasjabar.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat kembali merevitalisasi Gedung Sate, Gedung Pakuan, dan juga kawasan GOR Saparua, Kota Bandung pada tahun 2020 ini.
Revitalisasi tersebut menyambung revitaliasi yang sudah dilakukan pada 2019 lalu dan kemungkinan besar akan dilanjut pada 2021 mendatang.
Adapun anggaran yang dialokasikan untuk merivitaliasasi ketiga titik tersebut yaitu sekitar Rp 36 miliar.
Adapun pelaksanaannya, menunggu hasil kerangka acuan kerja (KAK), kemudian lelang DED (detailed engineering desingn), dilanjut lelang penyedia jasanya.
Kepala Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jabar, Iip Hidajat mengatakan, anggaran tahun ini untuk Gedung Sate Rp 23 miliar, Gedung Pakuan Rp 5,8 miliar dan Saparua Rp 8,1miliar.
Gedung Sate lebih mendapat porsi lebih besar dikarenakan objek yang direvitalisasi banyak.
“(Kenapa revitalisasi Gedung Sate besar) karena ada beberapa aktivitas yang memang kontruksi. Nanti KAK-nya dipastiin dulu yang mana, yang pasti tersebar. Besar itu ketika dipecah itu kecil-kecil karena aktivitasnya banyak, banyak objeknya. Komponennya banyak, di antarnya yang kita susun menara mesjid. Termasuk melengkapi ini ada patung dari Selasar Sunaryo, bukan patung manusia tapi menggambarkan Jabar,” kata Iip di Gedung Sate, Kota Bandung, Kamis (23/1/2020).
Iip menyampaikan, untuk revitalisasi tahap dua Gedung Sate lebih pada tindak lanjut penataan dari proyek 2019. Di antaranya yaitu pembangunan kubah masjid dan pendirian patung dengan tema Jabar dari Selasar Sunaryo.
“Ada taman juga sedikit tidak seperti yang kemarin (revitalilasi 2019) ya. Kemudian lahan parkir motor. Lahan parkir mobil belum kita lakukan sekarang jadi bertahap,” katanya.
Menurut Iip, revitaliasi dilakukan untuk mendukung harapan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang ingin menjadikan Gedung Sate, Gedung Pakuan dan Saparua sebagai destinasi wisata.
Khusus di Gedung Sate, nantinya pengunjung tidak sekadar dapat melakukan swafoto atau selfie di beberapa titik dan mengakses museum.
Pihaknya berencana menggelar pertunjukan seni dari 27 kabupaten kota, seperti angklung, calung dan tari setiap akhir pekan.
“Jadi Senin sampai Kamis berikan waktu untuk kami bekerja. Nah Sabtu dan Minggu itu nanti kita tentukan, Gedung Sate bisa diakses semuanya. Kita rencana di Februari ini, karena ini akan dikoordinasikan dengan disparbud,” ucap dia.
Untuk revitalisasi tahap dua Gedung Pakuan, kata Iip, lebih menitikberatkan pada interior ruang rapat, sound dan layar.
Mengingat dari dua lokasi yang akan kembali direvitalisasi, Gedung Pakuan merupakan bangunan paling tua.
“Gedung Sate kan sekitar tahun 1900-an, nah kalau Pakuan itu 1864. Sudah lama karena perwakilan Hindia Belanda dulu ada di sana,” katanya.
Iip menambahkan, untuk Saparua pihaknya akan kembali menata sejumlah sarana, di antaranya WC dan tempat parkir. Selain itu, juga akan melengkapi sebagian lokasi yang pada 2019 lalu telah ditata.
“Saparua itu baru setengahnya pedagang yang dari trotoar masuk, masih ada sisanya,” ucap dia.
Selain dapat menikmati aneka kuliner, menurut Iip, wisatawan yang datang ke Saparua pun dapat mengakses beberapa lokasi, seperti lapangan basket, jogging track, panjat tebing hingga membaca buku.
“Kita juga akan buka panggung untuk komunitas. Bisa saja komunitas silat, sepeda dan yang lainnya,” katanya.
Iip menambahkan, untuk merenovasi tiga bangunan heritage tersebut pihaknya perlu hati-hati. Mengingat berhubungan erat dengan sejarah.
Pihaknya harus berkoodinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) untuk mendapatkan rekomendasi. Agar proyek revatilisasi ini berjalan maksimal, pihaknya sedang menggenjot penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Leave a Reply