Dedi Mulyadi Kunjungi Keluarga Buruh Tani yang Tinggal di Sawah
Terasjabar.co – Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tidak menggelar open house pada hari Lebaran 2018, Jumat (15/6/2018).
Alih-alih merayakan Idul fitri bersama keluarga dan kerabat dekat, mantan Bupati Purwakarta itu memilih ‘kukurusukan’ ke tengah sawah.
Bukan tanpa sebab ia melakukan hal yang tidak biasa itu sesaat setelah Salat Idul fitri di kampung halamannya, Desa Sukadaya, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang.
Dia diberitahu salah seorang jamaah, ada seorang kakek yang hidup dalam kondisi memprihatinkan di tengah sawah.
Tanpa pikir panjang, Dedi Mulyadi langsung mengiyakan akan mengunjungi rumah kakek itu meskipun cukup jauh. Setelah bersilaturahmi dan bermaaf-maafan dengan warga sekitar rumah, ia pun bergegas pergi.
Ia menempuh perjalanan dengan menyusuri sawah selama kurang lebih 1 jam, menuju Desa Karang Mukti, Kecamatan Cipeundeuy, Kabupaten Subang.
Dedi Mulyadi bertemu dengan kakek bernama Abah Karim (67), yang tinggal di sebuah gubuk yang berdiri di tanah milik orang lain, lahan digarap oleh Karim selama belasan tahun.
Saat bersilaturahmi dengan Dedi Mulyadi, Abah Karim pun menceritakan kisahnya tinggal di gubuk tengah sawah itu.
“Saya mah hanya kuli di sini Pak. Kandang dan dombanya juga bukan punya saya, saya hanya mengurus. Di sini, saya tinggal bareng istri dan cucu,” kata Abah Karim, Jumat (15/6/2018) sore.
Diketahui, Abah tinggal bersama istrinya, Mak Lasem (65), serta ketiga cucu mereka di gubuk yang berdampingan dengan kandang domba itu.
Mereka adalah Reva (16), Adit (14) dan Deana (5). Ibu dan Ayah dari ketiga cucunya ini sudah meninggal dunia.
“Mereka (para cucu) sudah yatim piatu, jadi saya yang mengurusnya hingga kini,” ucapnya di hadapan Dedi.
Seorang cucu Karim, Adit yang berambut pirang ternyata menarik perhatian Dedi Mulyadi. Dia terkaget karena gaya rambut itu termasuk tidak lazim digunakan anak di kampung.
Kepada Adit, dia memberikan wejangan bahwa membantu kakek dan neneknya bekerja adalah jauh lebih penting di bandingkan gaya penampilan.
“Adit seharusnya belajar prihatin. Bantu kakek sama nenek di sini. Jangan kebanyakan gaul tidak jelas. Kamu harus rajin sekolah agar bisa mengubah nasib keluarga menjadi lebih baik,” katanya kepada Adit.
Namun begitu, Dedi Mulyadi akan membiayai sekolah Reva dan Adit hingga sarjana. Dia juga meminta kerabatnya yang juragan ternak untuk memberikan beberapa domba kepada Abah Karim.
Hal itu agar sang kakek tidak bergantung pada hasil ternak orang lain. Nantinya, hasil ternak ini bisa ditabung untuk biaya pendidikan Deana.
“Abah, ini cucu Abah saya jadikan anak angkat. Saya sekolahkan sampai menjadi sarjana. Abah nanti ternak sendiri ya, biar enggak harus nunggu bagi hasil,” ujarnya.
Leave a Reply