Begini Solusi Dedi Mulyadi untuk Perekonomian Keluarga di Jabar
Terasjabar.co – Calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Dedi Mulyadi menegaskan empat hal harus diintervensi oleh Pemprov Jabar agar setiap keluarga di Jabar bisa mengelola pengeluaran sehingga berdampak pada keberdayaan secara ekonomi.
Ia mengatakan, saat ini berapapun penghasilan sebuah keluarga, seringkali tidak cukup karena fokusnya adalah seberapa besar pendapatan yang diraih untuk menutupi kebutuhan.
Menurut Dedi, kondisi itu harusnya dibalik, seharusnya keluarga di Jabar fokus pada manajemen pengeluaran sehingga berapapun pendapatan bisa digunakan secara baik. Dalam pepatah Sunda, “loba nyesa, saeutik mahil”.
“Empat hal dalam perekonomian keluarga yang harus diintervensi pemerintah. Pendidikan anak, transportasi anak dan buruh, sewa rumah bagi mereka yang mengontrak rumah dan wisata,” kata Dedi di Sumedang, Selasa (23/4/2018).
Misalnya, kata Dedi, Pemprov Jabar ke depan harus mewajibkan setiap pelajar untuk membawa bekal makanan ke sekolah sehingga orangtua tidak memberi bekal jajan berupa uang untuk anak.
Menurutnya, pendidikan memang disubsidi pemerintah, tapi hal-hal non teknis seperti bekal anak selama di sekolah dan seragam itu luput dari subsidi.
“Jika bekal anak ke sekolah diwajibkan, orang tua bisa menghemat uang karena tidak mengeluarkan uang jajan ke sekolah. Misalnya, jika sehari jajan anak Rp 10 ribu, karena sudah bawa bekal bisa dihemat hingga 50 persen. Dalam sebulan, sebuah keluarga bisa menghemat ratusan ribu dari item ini. Termasuk menyediakan transportasi ke sekolah atau ke pabrik sehingga keluarga tidak lagi mengeluarkan biaya transportasi,” kata Dedi
Kemudian soal kontrakan. Kebanyakan keluarga yang belum memiliki rumah, terbebani biaya kontrakan rumah yang nilainya mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta per bulan.
“Ke depan, Pemprov Jabar bersama bupati dan wali kota harus merumuskan soal subsidi bagi keluarga yang terbebani biaya sewa rumah, termasuk menyediakan perumahan murah. Terakhir, membangun tempat rekreasi berbasis alam untuk hiburan keluarga dengan memberdayakan masyarakat desa dan potensi alam yang ada,” kata Dedi.
Ia berasumsi, dengan kebijakan pengaturan terhadap perekonomian keluarga, sebuah keluarga bisa menghemat pengeluaran hingga mencapai Rp 1 juta perbulan. “Tapi tetap saja, meski bisa menghemat, sebuah keluarga juga harus disiplin,” kata Dedi.
Ia berpandangan, pengalaman kebanyakan keluarga di Indonesia membuktikan, banyak keluarga dengan penghasilan terbatas namun sukses mengurus rumah tangga dengan anak lebih dari dua.
“Jangan jauh-jauh, saya ini berasal dari keluarga tidak berada. Orangtua saya punya sembilan anak, saya paling bungsu, penghasilan terbatas. Tapi ibu saya memperketat pengeluaran mulai dari urusan makan sehari-hari sampai jajan. Tapi semua anak-anaknya mampu menyelesaikan pendidikan sampai SMA. Kuncinya satu hal, mengatur pengeluaran,” kata Dedi.
Leave a Reply