Vaksinasi di Jabar Masih Rendah, Ini Penyebabnya

Terasjabar.co – Vaksinasi di Jawa Barat masih rendah, baru sekitar 17 persen untuk dosis pertama dari target 37.907.814 jiwa. Rendahnya angka vaksinasi ini antara lain karena stok vaksin untuk dosis pertama malah disimpan untuk dosis kedua.

Hal itu dikatakan Ketua Divisi Khusus Percepatan Vaksinasi Jawa Barat Dedi Supandi, usai memantau vaksinasi penyandang disabilitas, Soreang, Kabupaten Bandung, Sabtu (7/8/2021).

“Sehingga terjadi kemarin, yang seharusnya dosis pertama itu dihabiskan, tetapi disimpan untuk vaksin tahap kedua. Padahal seharusnya suntikan dulu dosis pertama, baru akan didrop kembali. Padahal kita sudah instruksikan dosis pertama habiskan,” ujarnya.

Selain itu, masalah lainnya adalah ketidaksesuaian target vaksinasi. “Kita sudah hitung penduduk, 45 juta sekian. Untuk menciptakan Heird Immunity harus 37 juta jiwa yang divaksin. Kalau kita hitung, ingin mengejar yang 37 juta tadi hingga 31 Desember, maka per hari butuh 500 ribu. Itu target yang kita sepakati,” ucapnya.

Selanjutnya, permasalahan dari tenaga vaksinator di daerah yang terbatas. Ia mencatat, diperlukan sebanyak 22 ribu petugas vaksinator agar vaksinasi dapat dipercepat dan mencapai target.

Ia menjelaskan, dalam satu pelaksanaan vaksinasi diperlukan minimal 6 orang vaksinator. Dari petugas administrasi, vaksinator dan pemantauan.

“Kalau kita hitung dari setiap kabupaten kota untuk melaksanakan hal itu, kita membutuhkan vaksinator se-Jawa barat adalah 22.820. Itu sedang kita hitung,” tuturnya.

Sekadar diketahui, per tanggal 6 Agustus 2021 di akun Instagram @pikobar_jabar, penerima vaksin dosis pertama mencapai 6,8 juta jiwa dan penerima dosis kedua sekitar 3,1 juta jiwa. Kategori lansia, masyarakat umum dan anak usia 12 – 17 tahun masih rendah atau di bawah 20 persen dari target masing-masing kategori.
Bagikan :

Leave a Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *