Pesantren Daarul Hidayah Merakit Lampu Hemat Energi Bernama LIMAR

Terasjabar.co – Listrik Mandiri Rakyat (LIMAR) yang diinisiasi anak Cicadas bernama Ujang Koswara (Uko), kini telah berhasil menerangi sejumlah desa/pelosok yang belum tersentuh listrik PLN di negeri ini.

Pembuatan LIMAR kini telah melibatkan para santri Pondok Pesantren Daarul Hidayah di Jl. 17 Agustus II No. 19, RT 004/RW 002, Cibangkong, Kec. Batununggal, Kota Bandung dalam merakit lampu berteknologi ramah lingkungan dan murah ini sebagai upaya pemberdayaan santri dan pesantren.

Kehadiran LIMAR dan pemberdayaan para santri di berbagai pesantren ini menarik perhatian banyak tokoh di negeri ini, salah satunya istri Kepala BKPM RI Bapak Bahlil Lahadalia yang menyaksikan langsung proses perakitan LIMAR.

“Sebuah kebanggan bagi kota ini memiliki anak muda seperti Ujang Koswara yang secara konkrit melalui karyanya telah berkontribusi pada bangsa dan bermanfaat bagi masyarakat”, katanya, Jumat (28/2/2020).

Dalam kesempatan tersebut Ujang Koswara (Uko) sang pencipta LIMAR, pihaknya membawa teknologi ke pesantren itu sebagai pendidikan karakter bahwa Indonesia bisa.

“Ketika kita mengajarkan dengan ikhlas pasti bisa, kenapa yang lain tidak mau karena tidak ikhlas. Salah satunya di pesantren Darul Hidayah yang di bangun itu adalah budaya produktif, selama ini kita dijajah oleh budaya konsumtif cari uangnya pengibaran ternyata Indonesia bisa, kita buktikan dengan 5 hari ini meskipun berteknologi cukup tinggi membikin lampu LED dari 1 watt = 10 watt dapat bertahan 10 tahun kurang lebih sudah 100.500 bola lampu yang dibikin oleh para santri dan tersebar ke seluruh Indonesia secara gratis. Tempat memproduksi lampu ini selain di Pesantren Darul Hidayah juga di buat di beberapa tempat antara lain di Lapas Sukamiskin para narapidana produksi Lampu ini, setelah di bimbing oleh kami”, kata Uko.

“Ada beberapa lokasi yang kita persiapkan untuk produksi di Cilengkrang di Pinus Regency ada beberapa tempat yang semuanya tidak ngontrak itu milik daripada Yayasan semuanya kita sudah bisa mandiri seperti itu yang jelas isinya. Tujuan kami bagaimana terjadi percepatan Indonesia bebas gelap bisa menghadirkan sila kelima sehingga di masyarakat yang masih terjajah belum menikmati layanan penerangan, yang selama ini Pancasila itu baru ada 4 sila dengan adanya penerangan ini bisa lengkap menjadi 5 yatu Sila ke 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, tambah Uko.

Sampai saat ini, rumah-rumah yang tidak terlayani oleh Program Listrik Masuk Desa, sekitar 300.000 rumah telah menggunakan produknya secara gratis, yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Nah yang dalam waktu dekat kita akan pasang dengan programnya namanya Kampung juara ada beberapa kabupaten di bulan maret sampai April Mei ini yang akan di intervensi menjadi bebas gelap karena kurang lebih Menurut data yang tercatat dari Dinas ESDM itu ada kurang lebih 250.000 yang masih gelap menurut catatan Dinas ESDM”, papar Uko.

“Informasi yang aktual pun kemarin waktu acara dengan Pak Bupati Bandung Barat, beliau memberikan data bahwa ada 105.000 rumah di Kabupaten Bandung Barat yang sangat ironis. Kenapa ironis karena KBB memiliki beberapa pembangkit listrik besar yaitu PLTA Saguling, PLTA Cirata, namun ada 105.000 rumah yang tidak dialiri listrik. Untuk KBB sedang dilaksanakan dan kami membawa alat-alatnya dan para guru untuk langsung di transfer ilmu kepada masyarakat setempat”, pungkasnya.

Sementara Ketua Yayasan Daarul Hidayah Asep Darmawan menjelasankan bahwa Pesantren yang dipimpinannya memiliki kesibukan lain diluar aktivitas kesehariannya belajar dalam ilmu agama yaitu merakit lampu penerangan hemat energi bernama Listrik Mandiri Rakyat (LIMAR).

Pengetahuan tentang perakitan dan pembuatan LIMAR ini juga ditransfer kepada masyarakat, dengan harapan apabila masyarakat telah bisa membuat LIMAR nantinya dapat membantu pemerintah dalam hal lampu penerangan, sekaligus agar para santri kelak mampu menjadi pengusaha Mandiri.

Sementara Nyonya Bahlil Lahadalia, istri Kepala BKPM RI didampingi pengurus Yayasan Anida yang bergerak dibidang Sosial, sangat mengapreasi program pembelajaran yang di laksanakan di Pesantren Yayasan Daarul Hidayah di bawah pimpinan Asep Darmawan dan Ujang Koswara (Uko) penggagas sekaligus penemu Listrik Masyarakat Mandiri (LIMAR).

Setelah mendapatkan panjang lebar mulai dari proses pembuatan sampai pemasangan dan transfer ilmu kepada masyarakat, pihaknya sangat antusias bahwa masalah yang dihadapi Pemerintah terutama dalam memberikan pelayanan penerangan segera dapat teratasi.

“Program yang demikian sangat dirasakan manfaatnya oleh masyararakat, perlu mendapat dukungan dan apreasiasi dari Pemerintah karena secara langsung juga dapat membantu program pemerintah dalam percepatan pembangunan di sektor kelistrikan”, kata Nyonya Bahlil. ***Ocid Sutarsa

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nineteen − 16 =