Masjid Terapung Jawa Barat Bakal Menjadi Wisata Religi

Terasjabar.co – Pembangunan Masjid Provinsi Jawa Barat Al Jabbar telah memasuki 48 persen pekerjaan. PT Wika Gedung sebagai pelaksana proyek, punya waktu untuk menyelesaikan pekerjaan hingga akhir tahun.

Manajer Proyek PT Wika Gedung Dwi Purnomo menga­takan, saat ini proses pengerjaan telah memasuki pem­bangunan lantai satu, lantai mezanin, dan empat minaret.

“Bangunan masjid dapat menampung maksimal 33.000 jemaah. Selain sebagai tempat beribadah, masjid ini juga dilengkapi fasilitas pelatihan, perpustakaan, pertemuan, dan seminar. Juga tempat kegiatan dakwah Islam se­perti museum yang rencananya ber­tema proses masuknya peradaban Islam di Indonesia,” ujar Dwi, di lokasi proyek, Sabtu (15/9/2018).

Pembangunan tahap pertama atau hingga akhir Desember 2018, akan selesai 100 persen. Rampungnya tahap pertama berarti 60 persen dari total proyek. Sisa pembangunan 40 persen  akan diselesaikan di tahun 2019.

Total luas area dalam masjid 21.799 meter persegi. Itu meliputi lantai dasar (termasuk museum), lantai satu yang bisa menampung 9.800 orang, dan lantai mezanin yang untuk 3.100 jemaah perempuan.

Sementara, luas area luar masjid 17.429 meter persegi terdiri atas koridor dan selasar terbuka yang bisa memuat 3.600 orang, serta plasa masjid untuk 16.300 jemaah.

Dengan nilai proyek tahap 1 mencapai Rp 511 miliar, PT Wika Gedung melaksanakan pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal, elektrikal, dan plumbing. Masjid megah di Cimincrang (Gedebage) itu akan menjadi kebanggaan warga Jabar dengan desain futu­ristis.

Rangka kubah masjid menggunakan material pipa baja yang dilengkungkan. Bagian penutup atap kubah menggunakan low tempered laminated glass sehingga menghemat energi pene­ra­ng­an dengan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam masjid.

Selain masjid, kompleks Masjid Al Jabbar juga dirancang menjadi satu kawasan wisata terpadu. Ada parkir ­luas untuk motor, mobil, dan bus, arena bermain anak, area permainan air, hingga menara plasa pandang.

“Tahun depan tinggal finishing, penyempurnaan, utilitas, dan parkir,” ujarnya.

Pengerjaan Masjid Al Jabbar ber­dampingan dengan proyek pembuatan kolam retensi yang dikerjakan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum. Kolam retensi senilai Rp 96 miliar itu akan berfungsi sebagai pengendali banjir dan penguat konsep masjid terapung. De­ngan kapasitas besar itu, danau buatan Gedebage diperkirakan akan penuh air dalam tiga tahun.

Sekretaris Perusahaan PT Wika Ge­dung Bobby Kusuma menga­takan, per­kembangan pembangunan masjid di ka­wasan Bandung timur itu sudah se­suai jadwal.

“Dengan sistem pekerjaan yang kami terapkan, kami harus menghormati waktu pengerjaan yang telah disepakati kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat,” ujarnya.

Ia menambahkan, Masjid Al Jabbar akan menjadi masjid yang diramaikan jemaah, sekaligus turis wisata religi. Dengan kapasitas yang besar, ia memperkirakan kawasan masjid bakal dipadati lalu lintas manusia. Oleh karena itu, diperlukan kualitas bangunan terbaik yang mengedepankan kenyaman­an serta keselamatan.

“Pengutamaan lingkungan sehat dan menjaga keselamatan mulai dilakukan bagi karyawan dan warga sekitar sejak pembangunan proyek berlangsung. Kami selalu mengedepankan metode kerja yang terbaik, dengan adanya tim quality control yang memantau setiap pekerjaan dan perkembangan. Sisi keselamatan tentu menjadi perhatian penting, dimulai sejak proses pembangunannya saat ini,” tuturnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

fifteen − 5 =