Dedi Mulyadi Canangkan Jawa Barat “Mencrang Sinyal” dan Internet Gratis di Ruang Publik

Terasjabar.co – Kondisi hilang sinyal seluler di beberapa titik di Jawa Barat merupakan masalah serius. Selain mengganggu komunikasi warga, implikasi lainnya adalah dapat menurunkan produktivitas. Hal tersebut mendapatkan perhatian khusus dari calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Dedi Mulyadi.

Berdasarkan data, wilayah pelosok kerap sulit menerima sinyal seluler. Padahal, masyarakat di wilayah tersebut memiliki banyak produk untuk dipromosikan secara digital. Menurut Dedi, Jawa Barat harus “mencrang sinyal” (bening sinyal).

“Potensi penduduk desa sebenarnya sangat besar dalam berproduksi. Mereka terkendala sinyal telefon dan internet. Seharusnya bening dong. Padahal, kalau perusahaan telekomunikasi jeli, mereka kan bisa jadi konsumen,” kata Dedi Mulyadi saat berkunjung ke Desa Girimekar, tepatnya di Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Selasa (19/6/2018).

Menurut Dedi Mulyadi, nantinya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dapat mengusulkan pembangunan BTS-BTS baru provider. Para penyedia jasa layanan telekomunikasi akan digandeng Pemprov Jabar. demikian disampaikan Dedi Mulyadi dalam siaran pers yang diterima Pikiran Rakyat.

“Fasilitas-fasilitas dari perusahaan itu harus masuk ke daerah sulit sinyal di Jawa Barat,” katanya.

Selain meningkatkan produktivitas warga, sinyal seluler yang jernih juga dapat meningkatkan kinerja aparat pemerintahan. Karena itu, dia berkomitmen memasang wifi gratis di setiap kantor desa dan kelurahan di Jawa Barat.

“Jadi, nanti aparat desa/kelurahan bisa bekerja dengan nyaman karena sinyalnya kencang dan ‘mencrang’. Saya rasa ini rasional dan bisa dilaksanakan secara cepat,” ujarnya.

Keberhasilan menyediakan fasilitas internet gratis di seluruh ruang terbuka hijau atau RTH di Purwakarta akan ia bawa ke tingkat Jawa Barat. Bahkan, RTH di setiap desa dan kelurahan pun menjadi perhatian khususnya.

“Internet juga harus hadir di ruang publik setiap desa/kelurahan. Ruang interaksinya kan menjadi luas. Misalnya, warga desa bisa upload video tutorial bertani, membuat kerajinan dan lainnya,” ucap dia.

Dedi Mulyadi berharap produk kearifan warga desa tersebar secara luas di dunia maya. Sehingga, warganet terpacu untuk berproduksi dan tidak terpengaruh berita hoax yang dikemas secara sensional.

“Konten yang tersebar di dunia maya kan jadi konten positif. Warganet tidak lagi dipusingkan oleh konten abal-abal yang menyesatkan. Inovasi bisa tumbuh dari sini. Secara jangka panjang, kita bisa kok meminta pendampingan Kominfo,” katanya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 − sixteen =