Begini Visi Dedi Mulyadi Bangun Ciamis Jika Terpilih Nanti

Terasjabar.co – Ciamis merupakan daerah dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK) terrendah di Jawa Barat yakni di bawah Rp 1 juta. Hal itu merupakan imbas dari tidak adanya kawasan industri padat modal atau padat karya di wilayah Ciamis.

Terkait hal itu, calon wakil gubernur Jawa Barat nomor urut 4 Dedi Mulyadi berpendapat, meski Ciamis memiliki UMK rendah karena tidak adanya industri, namun warganya memiliki kreatifitas tinggi dan jadi pelaku industri kreatif di bidang kuliner.

“Warga Ciamis kebanyakan melancong di daerah lain dan sukses, kebanyakan dari mereka menguasai industri UMKM kuliner. Sebut saja pangsa pasar kerupuk Cikoneng, rongsokan baja besi, tahu bulat, galendo dan lain sebagainya. Jadi, UMK rendah tidak terlalu berpengaruh karena warganya bekerja di industri kreatif,” kata Dedi.

Malahan kata dia, Ciamis memang tidak butuh kawasan industri karena karakter warganya yang bekerja di sektor non formal atau sebut saja industri kreatif makanan justru menopang kehidupan mereka.

“Tinggal ke depan, visi saya jika terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur bersama Pak Deddy Mizwar, kuncinya adalah membranding setiap industri kreatif di Ciamis hingga produksi dan distribusinya meningkat,” kata Dedi.

Di sisi lain, kata Dedi, alam dan lingkungan di Ciamis sangat mendukung berkembangnya pariwisata berbasis budaya. Ia mencontohkan, sistem sawah terasering di Ciamis yang berkelindan dengan kawasan konservasi hutan yang asri. Termasuk, masih memberlakukan bajak sawah dengan kerbau.

“Sehingga, ke depan mimpi saya tentang Ciamis seperti memimpikan Ubud di Bali. Ciamis ke depan adalah sebuah daerah dengan alam yang asri, kaya nilai budaya yang semuanya dikemas dalam konsep pariwisata dengan memadukan alam dan budaya. Sangat mungkin karena mental warganya sudah survive, kreatif., tinggal butuh dorongan,” katanya.

Apalagi, Ciamis yang sebelumnya dikenal dengan nama Galuh, memiliki sejarah peradaban panjang kerajaan Sunda di Jabar. Seperti diketahui, Kerajaan Galuh berdiri sekitar 620-an M dan pada 830-an M jadi Kerajaan Sunda‎.

Kemudian pada 1400-an Masehi, berubah jadi Kerajaan Pajajaran. Sehingga, tak ayal karena sejarah panjang peradabannya, banyak situs-situs sejarah di Ciamis.

“Nah itu, Ciamis itu dulunya Galuh. Tanpa ada Galuh, tidak akan ada Kerajaan Pakuan Pajajaran, tidak akan ada Keraton Cirebon. Sehingga, ke depan visi kami, menciptakan museum besar Raja Galuh sebagai pengingat penghubung peradaban sekarang dengan masa lalu. Kami akan libatkan tim ahli dari perguruan tinggi serta arkeolog untuk membangun Museum Besar Raja Galuh di Ciamis,” kata Dedi.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

five × three =