Jumat Ini Pasupati Kembali Dibuka

Terasjabar.co – Arus lalu lintas dari Gasibu menuju Pasteur via jalan layang Pasupati ditutup untuk kendaraan roda empat. Namun, kendaraan roda dua masih bisa melintas. Pasalnya, adanya perbaikan expansion joint di jembatan layang Pasupati, Kota Bandung berimbas pada kemacetan di sekitar kawasan Gasibu dan Cikapayang.

“Karena masih ada perbaikan bantalan jalan layang, (Jumat 27 Oktober) pagi ini masih ditutup dari Gasibu dialihkan ke bawah dulu, tidak naik ke Pasupati. Tentunya ada kepadatan di sekitar Balubur karena nanti kendaraan baru bisa naik jalan layang di Tamansari,” ujar Anggota TMC Polrestabes Bandung, Briptu Ganepa, Jumat 27 Oktober 2017.

Ganepa menjelaskan, penutupan jalan layang diberlakukan karena pada Kamis 26 Oktober 2017 malam dilakukan pengecoran. Kendati demikian, dia memastikan jalan layang Pasupati akan kembali dibuka Jumat ini pukul 9.00 untuk semua kendaraan.

“Sekira pukul 9-10 sudah bisa dilintasi lagi. Pekerjaannya sejak malam. Jadi, tinggal menunggu kering saja,” ujarnya.

Sementara sejak Senin 23 Oktober 2017 lalu, perbaikan jalan layang Pasupati berdampak pada kepadatan arus lalu lintas dari Gasibu menuju Pasteur.

Kepala Sub Unit Tugas Khusus Pengaturan Penjagaan Pengawalan dan Patroli Polrestabes Bandung, Iptu Iman Kusdiman membenarkan kondisi tersebut. Ia menjelaskan, penutupan jalan layang Pasupati sudah dilakukan sejak Minggu 22 Oktober 2017 malam. Penutupan dilakukan karena adanya pengecoran bantalan jalan.

Awal Oktober 2017 lalu, banjir cileuncang juga menggenangi jalan layang Pasupati. Banjir cileuncang itu terjadi karena puluhan saluran pembuangan air di jalan layang tersumbat sampah. Sampah masih kerap ditemui di beberapa titik jalan layang. Terdapat sampah plastik, daun sisa pembungkus makanan, kemasan kardus minuman, hingga puntung rokok yang diduga dilempar pengendara yang melintas.

Di sejumlah besi penyaring (desk plate) yang terpasang di mulut saluran drainase juga terlihat dipenuhi sampah. Diyakini, sampah yang berukuran melebihi lubang besi penyaring itu terkumpul oleh angin atau air hujan. Terkumpulnya sampah di mulut lubang penyaring drainase juga diduga kuat sebagai penyebab banjir cileuncang, saat hujan deras mengguyur kawasan tersebut.

Laporan sampah yang tak henti bermunculan meskipun sudah dibersihkan didapat dari para pekerja yang tengah melakukan pemeliharaan jalan layang. Sejak September lalu, terdapat 10 pekerja yang sedang mengganti expansion joint antarsegmen jalan layang berusia 12 tahun itu. (red)

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

19 − 11 =