Dua Tahun Kepemimpinan Oded-Yana, Pengamat: Kurang Greget!

Terasjabar.co – Dua tahun sudah Oded M. Danial dan Yana Mulyana memimpin Kota Bandung, namun belum ada gebrakan yang berarti dalam pembangunan di Kota Bandung.

Pengamat Kebijaksanaan Publik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Cecep Darmawan menyebutkan, pembangunan di Kota Bandung saat ini kurang geret, ketimbang masa Ridwan Kamil.

“Persoalan-persoalan perkotaan seperti kemacetan, kemiskinan dan sampah masih belum bisa terselesaikan apalagi saat ini di tengah pandemi masih banyak Pekerjaan Rumah (PR),” kata Cecep, Selasa (22/9/2020).

Terang dia, banyak hal yang harus diperbaiki dari cara kepemimpinan Oded-Yana, seperti komunikasi pembangunan dan kebijakan yang harus pro terhadap kepentingan umum.

“Saya rasa kalau dari sisi masyarakat atau humanity kepemimpinan Oded sangat bagus, karena saya rasa konflik sosialnya sangat kecil,” terangnya.

Namun sebut dia, sebagai ibukota Jawa Barat, kota Bandung harus mempercepat pembangunan dan harus ramah terhadap teknologi. Sehingga semua pelayan bisa menggunakan teknologi sehingga bisa memudahkan masyarakat.

“Harus kreatif, harus ada kaloborasi antara pemerintah dan masyarakat sehingga pembangunan bisa berjalan cepat,” ucapnya.

Selian harus memperhatikan pembangunan, pemerintah kota Bandung juga jangan lupakan pendidikan, karena terang dia saat ini banyak dari guru honorer yang belum diperhatikan dengan baik.

“Anggaran pendidikan harus ditambah, khusus untuk guru honorer, mungkin mereka bisa di angkat jadi ASN atau P3K,” ujarnya.

Untuk itu terang dia, di tahun ke-3 Oded-Yana harus memiliki rencana apa yang akan dikerjakan, dan di komunitas kepada publik sehingga publik bisa mengawasi proses dari rencana Oded-Yana.

“Saya rasa banyak program yang tidak tercapai, karena komunikasi pembangunan yang kurang,” ucapnya.

Dia pun menilai program unggulan yang Oded-Yana, yang saat ini di gencar seperti Program PIPPK pun kurang terasa di masyarakat, karena kurangnya kaloborasi dan komunikasi pembangunan yang kurang.

“Konsep pentahelik dalam pembagunan, ada lima segmen yang harus bisa diajak kerjasana Seperti Akademisi, Bisnis, Comunity (masyarakat), Government dan Media,” katanya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

15 + eight =