MUI Jabar: Valentine Budaya Barat, Banyak Negatifnya, Merusak Moral
Terasjabar.co – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat menganjurkan masyarakat tidak ikut merayakan hari valentine. Dinilainya, budaya valentine lebih banyak negatifnya dibandingkan positif.
“Jadi hari valentine itu kan budaya luar ya, budaya barat, yang dalam budaya baratnya itu banyak hal yang negatif,” ujar Sekretaris MUI Jabar Rafani Achyar, Rabu (12/2/2020).
Rafani mengatakan hari valentine kerap diidentikan dengan hari kasih sayang, namun banyak diekspresikan dengan hal-hal yang bertentangan nilai-nilai ketimuran dan agama.
Terlebih, kata dia Indonesia ini merupakan negara yang sangat menjunjung tinggi norma agama, dan norma kesusilaan. Menurutnya hari valentine bertentangan norma-norma tersebut.
“Diekspresikan dengan interaksi yang banyak dilarang oleh agama. Sehingga seperti terjadi pacaran bebas, dengan dalih mengekspresikan rasa cinta,” katanya.
“Terutama kepada anak-anak muda, tidak usah meniru budaya barat yang memang isinya itu sangat bertentangan. Kan bisa merusak moral,” ucap Rafani.
Rafani mengimbau kepada masyarakat untuk dapat memfilter budaya barat, jangan asal diikuti. Namun demikian, dia mengaku tidak anti barat, tetapi masyarakat harus lebih bijak mencermatinya.
“Kita tidak anti budaya barat, kalau budaya barat yang positif, seperti kerja keras, tekun belajar, disiplin, itu yang patut ditiru, bukan pergaulan bebasnya,” tambahnya.
Leave a Reply