Mencari Nafkah Dengan Menantang Maut

Terasjabar.co – Saat ini kita dimanjakan oleh lancarnya berkomunikasi sesame rekan baik yang didalam negeri maupun di luar Negeri diseleruh belahan dunia manapun kita dapat menggunakan alat komunikasi dengan suara yang jernih dan lancar. Sangat berbeda sekali dengan tahun 70an kita untuk melaksanakan komunikasi sangat sulit, dan sering mendapat gangguan.

Lancarnya sarana berkomunikasi ini, kita sama sekali tidak pernah berpikir siapa sebenarnya yang dapat melancarkan komunikasi ini. Lancarnya komunikasi ini tidak terlepas dari bantuan para pekerja yang cukup berbahaya dan menantang maut selalu mengikutinya apabila mereka sedang melaksanakan pekerjaannya.

Siapakah itu, kami dari terasjabar.co telah melihat dan ngobrol dengan pekerja yang berkecimpung di bidang pemasangan Antena baik Antena RIG untuk Radio maupun Antena/BTS untuk menguatkan sinyal-sinyal HP dimana kita dapat lihat di Gedung-Gedung Pencankar langit juga selalu ada berdiri Tegak Antena BTS.

Demikian pula di di Gunung-gunung bahkan sekarang di Masjid-masjid para pengusaha dibidang komunikasi banyak yang bekerjasama dengan Pengurus Mesjid dengan membangun Menara Mesjid yang didalamnya di pakai Tiang Antena.

Menanggaapi pertanyaan kami tentang pekerjaan yang digelutinya Yayat Ompong (45 tahun) mengatakan bahwa beliau bekerja menekuni pekerjaan yang cukup berbahaya tersebut dimulai sekeluarnya dari Sekolah Teknik tahun 1985 setelah belajar dari gurunya Abah Komeng (alm) WSWFM di Jakarta orang Radio.

“Saya mulai profesi ini itu tahun 85 setelah keluar ST, saya belajar dari guru saya Abah Komeng almarhum, WSWFM di Jakarta orang Radio, setiap Abah Komeng dapat pekerjaan untuk membangun atau membongkar Tower, saya selalu mengikuti dan memperhatikan yang dilakukan Abah Komeng”, kata Yayat.

“Dan setelah dirasakan sudah mampu, mulai Tahun 90 an Yayat Ompong telah membangun Antena di seluruh wilayah Indonesia mulai dari Ujung Barat sampai Ujung Timur Indonesia, paling tinggi itu 105 Meter di bangun di Jakarta”, tambahnya.

Pemasangan Antena/selain di Gedung-Gedung, Juga di dataran Tinggi seperti di Puncak-puncak Gunung.

“Jenis pemasangan disetiap tempat itu harus betul-betul memperhitungkan beban berat dan di beban angin. Masalah hitungan harus betul betul di perhitungkan dengan benar dan akurat seperti pemasangan antenna di Apartemen atau Bangunan Pecakarlangit. Karena resikonya cukup tinggi. Itu harus diperhitungan Beban Angin dan Beban Berat” katanya.

Yayat Ompong memasang Tower/Antena dikerjakan mulai dari bahan mentah, sampai di berdirikan dan sampai dapat di Operasional, dikerjakannya sendiri di bantu dengan kerabatnya yang telah didik selama lebih kurang 3 tahun. Dalam waktu dekat Yayat Ompong beserta Crewnya akan terbang ke Kalimantan mendapat order Pemasangan Tower/Antena di Perusahaan Batu Bara di Kalimantan .

Menanggapi, tentang resiko yang paling berbahaya, ia mengatakan semua pekerjaan mengandung resiko, namun menurutnya semua harus mengutamakan keselamatan.

“Sebetulnya semua pekerjaan itu mengandung Resiko, namun kita selama bekerja harus mengutamakan keselamatan dan menghindari kesalahan. Namun demikian yang paling beresiko adalah apabila melaksanakan pekerjaan Pembongkaran Antena/Tower. Karena tidak semua Tower yang di Bongkar hasil pekerjaan/pemasangan dirinya tapi pekerjaan pemasangan dulunya oleh orang lain, jadi tidak diketahui perhitungan bobotnya, dan bahan bahanya dan baud baudnya sudah cukup tua dan berkarat, dimana faktor keselamatan sangat sawan kecelakaan. Tapi berkat keahlian dan kehatian-hatian selama melaksanakan pekerjaan Alhamdulillah tidak pernah terjadi kecelakaan yang fatal”, tutur Ayah dari 3 orang anak ini.

“Tower/Antena banyak macam variasi spotting yang dipesan oleh pengguna biasa mereka memberi Gambar keinginan dari pemesan kami hanya menghitung bobot dan setelah mempelajari kondisi dan situasi di lapangan, untuk hitungan-hitungan di lapangan sangat diperlukan walaupun dengan perhitungan kasar, hal ini untuk meminimalisir kecelakaan dan ambruknya Tower tersebut. Untuk pembangunan Tower sawat ini adalah model Spotting yang Pakai selimut. Seperti Tower yang biasa divariasikan di jadikan Menara Mesjid padahal itu Tower/Atena. Untuk membangun Antena/Tower minimal harus sedikit mengetahui Teori komunikasi walaupun bukan orang komunikasi gitu, tapi masih berkecimpung di bidang bidang radio terus dari repeater”, jelasnya lebih lanjut..

Menanggapi tentang Resiko pekerjaan membongkar dan membangun baru Yayat mengatakan bahwa memasang lebih enak daripada membongkar.

“Pekerjaan untuk pemasangan kayaknya lebih enak karena bahan yang dipakai kan baru itu kan seperti baud nggak ada yang macet kan begitu juga alat alat lainnya juga memang pada baru semuanya ya, jadi resiko celaka sangat kurang, dibadingkan dengan pekerjaan membongkar, dimana besi dan baud serta Tembok Pondasinya sudah dimakan usia, jadi resiko celaka sangat tinggi” tambahnya.

Selain itu juga ketika menjawab bahaya dan was-was/ngeri membangun di atas gedung bertingkat dan pembangunan di bawah, menurutnya di bawah di atas di bawah sama aja.

“Cuman Resiko yang mungkin agak lebih itu karena ketinggian gedungnya sendiri sudah tinggi belum lagi gedung kaca belum lagi belum bisa dibawa rata-rata kalau di apartemen itu jarang yang boleh dibawa semuanya jadi berat” katanya.

Mengakhiri bincang-bincang kami, di sela sela kesibukannya pada pekerjaan bongkaran Bongkaran Antena, Yayat Ompong memberikan tips agar setiap melaksanakan pekerjaan pembangunan/pemasangan Tower/Antena.

“Kita harus bisa menghitung dan membaca ke mana itu arahnya, arah anginnya, kayak gimana kita harus kita berhitung itu, walaupun hitungan kita hitungan kasar berdasarkan pengalaman dari selama bekerja dibidang pembangunan Tower/Antena” pungkasnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

seven + 8 =