Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 H: Plh. Gubernur Jabar Paparkan Tiga Ilmu Penting dalam Islam

Terasjabar.co — Plh. Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, secara garis besar, ilmu dalam Islam ada tiga, yakni Tauhid, Fikih, dan Tasawuf.

Hal itu dikatakan Uu saat memberikan ceramah dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1441 Hijriah di Yayasan Al Masoem, Kabupaten Sumedang, Jumat (8/11/2019).

Tauhid adalah ilmu yang membahas tentang keesaan Allah SWT dan aqidah. Seseorang dikatakan beriman atau tidak tergantung pada tauhidnya. Begitu pun seseorang disebut mukmin (orang beriman) atau tidaknya juga tergantung pada tauhidnya. Ilmu Tauhid pun membahas tentang keesaan Allah SWT, yaitu terkait dengan sifat-sifatnya Allah.

“Konsekuensi dari seseorang yang mempelajari ilmu Tauhid adalah ditempatkan atau abadi di surga, yang tidak (mempelajari ilmu Tauhid) akan ada di neraka,” kata Uu.

Selanjutnya adalah Fikih atau bisa disebut juga ilmu Syariah. Seseorang yang melaksanakan ilmu ini pertanda dirinya sebagai orang yang ahli surga.

Lebih lanjut, Uu memaparkan empat rukun yang diajarkan dalam ilmu Fikih, yakni rukun Ubudiyah atau tata cara beribadah, rukun Munakahat atau tata cara perkawinan, rukun Muamalat atau tata cara berniaga, dan rukun Jinayat atau ilmu pemerintahan.

“Dan kita sebagai orang beriman harus tahu ilmu Fikih dan melaksanakannya. Seseorang yang melaksanakan ilmu Fikih disebut muslim,” ucapnya.

Ilmu ketiga dalam Islam adalah ilmu Tasawuf. Inti dari ilmu ini adalah keikhlasan dalam hati. Untuk itu, segala bentuk ibadah dilaksanakan dengan niat karena Allah SWT. Sementara orang yang melaksanakan ilmu Tasawuf disebut mufsidin.

“Kita melaksanakan ibadah dengan keikhlasan untuk mendapatkan rida Allah SWT. Jangan ada kita melaksanakan ibadah karena ingin dipuji misalnya,” katanya.

Uu mengatakan, inti dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah meningkatkan keimanan kepada Allah SWT. Di Indonesia sendiri acara peringatan Maulid Nabi Muhamamd SAW sering disebut Muludan.

“Inti dari pada Muludan ada tausyiah, ada agama, yaitu pepatah yang disampaikan dengan niat untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT,” ucap Uu.

“Makanya momentum Muludan adalah untuk meniru, meneladani akhlak Rasulullah baik dari segi keilmuan maupun dari segi sunah-sunah yang harus dilakukan yang tercermin dengan akhlak, moral, dan memiliki budi pekerti yang luhur,” imbuhnya.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 × 2 =