Begini Peran Wanita PNS Gabung Komplotan Begal di Bandung

Terasjabar.co – Polisi menggelar rekonstruksi kasus komplotan begal di Kabupaten Bandung, Kamis (13/9/2019). Proses rekonstruksi berlangsung di dua tempat yakni Mapolsek Ibun dan tempat kejadian perkara di kawasan Kamojang, Kabupaten Bandung.

Salah satu pelaku yaitu WD (31), wanita oknum pegawai negeri sipil (PNS), dihadirkan dalam adegan reka ulang. WD beraksi bersama suaminya AI (19), dan dua rekannya, A (19) dan R (20). Wanita berambut panjang itu PNS aktif bertugas di salah satu kantor kementerian wilayah Jabar.

Ulah kejahatan jalanan dilakoni suami-istri dan komplotannya itu terungkap setelah polisi menyelidiki aksi begal di kawasan Kamojang, Ibun, Kabupaten Bandung, awal September lalu.

Mereka ditangkap warga dan diringkus anggota Polsek Ibun yang dipimpin Kapolsek Ibun Iptu Asep Dedi di perbatasan Bandung-Garut.

“Hari ini lanjutan dari penyidikan, kami lakukan rekonstruksi agar perkara yang dilakukan tersangka terang. Ada 18 adegan, tersangka berangkat dari kosan WD di Kota Bandung menuju Kamojang dan merampas handphone dengan cara menodongkan senjata mainan,” kata Kapolsek Ibun Iptu Asep Dedi di lokasi rekonstruksi.

Wanita oknum PNS yang gabung komplotan begal saat rekonstruksi

Menurut dia, fakta-fakta di lapangan saat rekonstruksi memperlihatkan bahwa WD berperan aktif melakoni tindak kejahatan. “Saudara WD berperan aktif dan merampas kunci korban. Dari fakta sementara ada itikad untuk mengambil motor milik korban, itu mungkin fakta-fakta hasil rekonstruksi,” tutur Asep.

Asep mengungkapkan komplotan begal ini diotaki AI, suami WD. AI yang usianya jauh lebih muda dari istrinya tersebut ternyata residivis kasus pencurian sepeda motor. Dia belum lama bebas dari penjara di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

“Pelaku utama, AI, tiga bulan lalu baru keluar penjara,” kata Asep.

Motif kasus ini, sambung dia, AI dan WD terdesak butuh uang untuk ongkos ke Klaten, Jawa Tengah. WD memiliki rumah di Klaten.

“AI ini ingin membantu istrinya untuk ongkos ke Klaten. Rumah di Klaten itu mau dijual Karena tidak punya ongkos, akhirnya mereka melakukan perbuatan itu (merampas),” ucap Asep.

Saat rekonstruksi, empat begal tersebut menaiki mobil bercat abu. WD duduk di kursi depan sebelah kiri dan suaminya A mengendalikan kemudi. Sedangkan A dan R duduk di kursi belakang.

Berdasarkan reka ulang, WD merencanakan niat jahat untuk merampas telepon genggam dengan sasaran muda-mudi yang nongkrong di kawasan Kamojang.

Bagikan :

Leave a Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

14 + 17 =